SEJARAH BETHANY PULOMAS
LATAR
BELAKANG
Sejarah merupakan warisan yang tidak
dapat dilupakan. Sejarah menorehkan banyak hal yang pantas dan layak untuk
diamati, dipelajari, dan dikritisi untuk membangun suatu tatanan kehidupan yang
lebih baik di masaini dan masa depan. Tanpa mengerti sejarah, akan terjadi
kemunduran yang singnifikan dalam perkembangan dalam segala kehidupan. Sejarah
ibarat kaca spion yang dapat menuntun peradaban meniti perjalanannya tanpa
harus mengulang kelemahan dan atau kesalahan yang telah dilakukan oleh opara
pelaku sejarah di masa lalu.
Ilmu sejarah membagi dua zaman paradaban
manusia menjadi dua yaitu zaman pra-sejarah dan zaman sejarah. Perbedaan dari
kedua zaman ini hanya pada perangkat atau instrumen tulisan saja. Zaman
prasejarah adalah peradaban manusia yang belum mengenal tulisan sehingga
penelitian sejarah untuk zaman ini lebih menitikberatkan pada penemuan-penemuan
alkeologia. Sementara zamasn sejarah adalah zaman peradaban manusia yang telah
mengenal dan menggunakan tulisan.
Zaman prasejarah adalah bagian ilmu sejarah tentang zaman
ketika manusia hidup dalam kebudayaan yg belum mengenal tulisan.[1]
Artinya, instrumen prasejarah tetap merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari ilmu sejarah. Ini menjadi satu landasan yang bermakna bagi kita
untuk mengerti bahwa ada masa dimana keturunan adam belum berkomunikasi melalui
tulisan. Karena ada rentang waktu dimana manusia itu berkomunikasi lewat bunyi
saja. Apakah ini suatu pertanda bahwa ada saat dimana Allah berfirman dan hanya
dapat di mengerti oleh Adam dan Hawa melalui bunyi dan ekspresi? Tanpa tulisan!
Pada
dasarnya sejarah gereja berbeda dengan sejarah kebudayaan umum dan dengan
sejarah aliran-aliran yang lain, karena yang disebut “gereja” itu hanya gereja
Kristen. Sebab itu nama gereja tidak boleh dipergunakan untuk agama-agama yang
lain, karena Kristus sendirilah yang membentuk Gereja. Barang siapa yang hendak
mempelajari sejarah Gereja Kristus itu, haruslah akal dan sanubarinya diterangi
oleh Tuhan sendiri, yang kita kenal hanya dari Perjanjian Baru saja.[2]
Uraian
di atas menjelaskan bahwa sejarah gereja merupakan sejarah eksklusif. Namun
demikian, sejarah gereja tetap merupakan bagian dari sejarah pada umumnya. ini
bermakna karena gereja tidak ada diluar peradaban namun ada di dalam dan
bersama-sama dengan peradaban membangun tatanan sejarah dunia pada umumnya.
kita tidak dapat mengerti dengan benar sejarah gereja, tanpa kita mengerti atau
mempelajari sejarah pada umumnya. demikian juga sejarah umum mendapat engaruh dari
sejarah gereja. Tanpa memahami sejarah gereja, maka sejarah umum pun menjadi
tidak lengkap.
Sejarah Gereja Bethany Indonesia Pulomas
merupakan inti pokok uraian dalam tulisan ini.
Persoalan yang diangkat adalah bagaimana keberadaan Gereja Bethany Indonesia
Pulomas lahir, berkarya, bertumbuh, dan akhirnya menjadi bagian dari sejarah
Gereja Bethany Indonesia pada khususnya dan sejarah gereja pada umumnya.
Tentulah akan lebih mudah menjabarkannya
karena selain umur gereja lokal ini masih seumur jagung, penulis makalah ini
pun adalah gembala jemaat yang langsung menjadi ‘bidan” proses
berdirinya Gereja
Bethany Indonesia Pulomas. Ini sangat membantu karena penulis merupakan pelaku
sejarah langsung sehingga data-data yang masih segar dapat dituangkan dalam uraian-uraian
selanjutnya.
Yang akan dijabarkan adalah bagaimana
kehadiran gereja lokal yaitu Gereja Bethany Indonesia Pulomas di dalam wadah
Gereja Bethany Indonesia serta gereja-gereja Tuhan di Indonesia pada umumnya
serta perannya dalam mengembangkan diri sehingga menjadi bagian yang tidak
dapat dioisahkan atau diabaikan dalam sejarah gereja di Jakarta dan Indonesia.
BATASAN
RUANG LINGKUP
Mengingat betapa sangat luasnya segmen
sejarah, maka dalam makalah ini akan lebih memfokuskan diri pada proses persalinan
dan dinamika Gereja Bethany Indonesia Pulomas. Tentulah tidak akan mengabaikan
sejarah Gereja Bethany Indonesia pada umumnya. Hal itu diawali dengan
pelayanan-pelayanan yang bersifat non gerejawi yang diwadahi oleh Yayasan Hati
Nurani dalam rumah-rumah anggota yayasan yang lebih dikenal dengan sebutan Hati
Nurani Ministries.
Perkembangan selanjutnya adalah
bagaimana anggota persekutuan dalam wadah Hati Nurani Ministries ini bertumbuh
sehingga diperlukan adanya suatu wadah gereja yang dapat menaunginya. Pada
akhirnya, makalah ini akan menjabarkan keberadaan Gereja Bethany Indonesia
Pulomas terkini.
METODOLOGI
PENULISAN
Penulisan lebih bersifat kualitatif
berbasis riset pustaka. Faktor yang membuatnya demikian adalah karena penulis
merupakan pelaku utama dari sejarah Gereja Bethany Indonesia Pulomas. Penulis
juga mengadakan interaksi dengan para sepuh Gereja Bethany Indonesia khususnya
Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputera, Ph.D sebagai Bapak Bethany. Selain
itu, penulis membincangkannya dengan Koorda Gereja Bethany Indonesia wilayah
Jabodetabek, Lampung, dan Bengkulu, Pdt. Ir. Andreas Kurniawan BP. MA yang mana
beliau juga sekaligus merupakan gembala pembina Gereja Bethany Indonesia
Pulomas.
LANDASAN
TEORI SEJARAH GEREJA
Sejarah, atau sering
juga disebut babad, hikayat, riwayat, atau tambo
dalam bahasa Indonesia
dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau. Adapun ilmu sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk
mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi
pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan
cara berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari
sejarah atau ahli sejarah disebut sejarawan. [3]
Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah
dikategorikan sebagai bagian dari ilmu budaya (humaniora).
Akan tetapi, kini sejarah lebih sering dikategorikan ke dalam ilmu
sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara
kronologis. Ilmu sejarah mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan pada
masa lalu. Ilmu sejarah dapat dibagi menjadi kronologi, historiografi, genealogi, paleografi, dan
kliometrik.
Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa
Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian
dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia.
Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti
sudah terjadi. Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah
yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi,
meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal, dalam
bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa
Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti
yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis. Menilik pada makna
secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa
pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa. Oleh karena itu
masalah waktu penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan
cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi.[4]
Sejarah gereja harus dipahami sebagai
sebuah sejarah yang khusus sebab hanya ditujukan bagi gereja Tuhan.
Sejarah gereja punb menjadi khusus
kerena merupakan bentuk intervensi nyata Allah dalam perjalanan hidup umatnya.
Kita bersyukur sebab gereja tidak mengalami masa prasejarah karena gereja telah
dibekali dengan kemampuan komunikasi literal yaitu tulisan. Kita mengerti
bahwasanya Alkitab yang kita miliki kini merupakan berkat yang tak terhingga
bagi gereja Tuhan. Gereja telah dibekali Tuhan dengan sejarahnya yang luar
biasa dan telah dicatatkan olehNya melalui hamba-hambanya yang hidup bagi Dia
dan mempersembahakan suatu perjalanan sejarah yang luar biasa. Itu semua
menandaskan betapa Allah kita itu hidup dab beradalat atas sejarah gerejaNya.
Untuk memahami sejarah Gereja, tentulah
literatur utama yang menjadi bahan penelitian adalah Alkitab Perjanjian Baru.
Tentu kita tidak dapat menapikan peranan literatur pendukung lainnya asal saja
itu tidak bertentangan dengan Alkitab. Ini menarik karena kita akhirnya harus
sepakat bahwa sejarah gereja merupakan suatu ilmu yang berlandaskan dan
bercermin kepada kebenaran kitab suci. Sejarah dapat diteliti dengan benar
dalam terang firman Tuhan dan catatan sejarah gereja yang tidak sesuai dengan
Alkitab pantas untuk kita pertanyakan. Maka dari itu, disini kita dapat
mengerti bahwa sejarah gereja merupakan hasil dari penelitian yang selalu
bercermin kepada Alkitab sebagai penuntunnya.
DR Yakob Tomatala menghubungkan sejarah
gereja dengan misi. Ini memang menjadi sangat menarik karena kemanapun gereja
di utus dan dimana pun dia berada, gereja tidak dapat lepas dari tugas
misiologisnya. Beliau menjelaskan: “Sejarah Gereja dan Misi Dunia adalah
rekonstruksi kegiatan (peristiwa) misi melalui investigasi-interpretasi dari
permulaan, perkembangan, dan kemajuan serta dampaknya atas kelompok
sosial/masyarakat pada lokasi serta waktu tertentu, berdasarkan hasil
penggalian data dengan menggunakan metode ilmu pengetahuan arkeologi,
dokumen-dokumen, dan sumber berita kontemporer sebgai saksi kehadiran gereja
dan infak misiologisnya dalam kontek.”[5]
SEJARAH
GEREJA BETHANY INDONESIA
Pada tahun 1978, Gereja
Bethany didirikan oleh Pdt. Abraham Alex Tanuseputra, di
Jalan Manyar Rejo I/29 Surabaya. Bethany pada saat itu tergabung sebagai bagian
dari Sinode Gereja
Bethel Indonesia (GBI), sehingga
Gereja tersebut disebut sebagai GBI Jemaat Bethany atau GBI Bethany. Dalam
penggembalaan jemaat GBI Bethany ini, Pdt. Alex mencetuskan "Successful
Bethany Families" sebagai visi gereja tersebut.[6] Gereja
Bethany Indonesia tidak dapat dipisahkan sejarahnya dengan Gereja Bethel
Indonesia.
Pdt. Abraham Alex Tanuseputera membuka
perintisan pelayanan di dalam garasi rumahnya dengan jumlah jemaat awal tidak
lebih dari 7 sampai 10 orang pada tahun 1977. Sesungguhnya pelayanan beliau
untuk pertamakalinya adalah sebagai seorang penginjil di penjara Mojokerto.
Saat itu banyak tahanan politik, karena peristiwa pemberontakan komunis, 30
September 1965.[7]
Beliau menulis tentang pertobatanannya:
“Kepastian keselamatan ini saya miliki waktu mengalami peristiwa kecelakaan
menabrak anak kecil berumur 11 tahun di jalan raya mojokerta pada bulan Oktober
1965. Sore itu saya baru dari gereja
menemui pengerja gereja Christ Da Costa untuk berencana ikut doa malam, dengan
mengendarai mobil mini Morris. Say amenguji kecepatan mobil yang baru saja
diperbaiki. Saya salah sebab saya mengemudi sambil sesekali melihat kebawah
karena ada bagian bawah mobil yang berbunyi. Pada saat itulah saya menabrak
anak tersebut dan anak itu terpelanting ke atas kaca mobil dan terbentur. Pada
benturan ketiga anak itu jatuh di muka mobil lalu terlindas oleh mobil saya.
Saya turun dari mobil dan berteriak begitu melihat kondisi anak itu: “Saya bawa
anak ini, minggir, saya bawa anak ini!”[8]
Peristiwa kecelakaan itu membuat Pak
Alex, begitu sapaan akrabnya, merasa ketakutan yang luar biasa. Pihak keluarga
mengancam akan membunuh dia jalau anak itu mati. Dan kondisi saat itu memang
sangat keruh karena susana politik masih tegang setelah peristiwa G30S/PKI.
Dalam doanya yang khusuk, Pak Alex berdoa dan bernazar, jika anak itu hidup dan
sehat, dia bernazar akan melayani Tuhan sepenuh waktu. Ajaib, besok harinyam
anak yang sudah tidak ada harapan hidup itu sehat. Pak Alex memenuhi nazarnya.
Ia memutuskan untuk melayani Tuhan sepenuh waktu. Berikut ini adalah sejarah
singkat Gereja Bethany Indonesia:[9]
1. Tahun
1978, Gereja Bethany didirikan oleh Pdt. Abraham Alex Tanuseputra, di
Jalan Manyar Rejo I/29 Surabaya. Anggota jemaat yang beribadah di tempat itu
sekitar 200 orang. Bethany pada saat itu tergabung sebagai bagian dari Sinode
GBI, sehingga Gereja tersebut disebut GBI Bethany. Dalam penggembalaan jemaat
GBI Bethany ini, Pdt. Alex mencetuskan “Successful Bethany Families” sebagai
visi gereja tersebut.
2. Tahun
1982, Jumlah anggota jemaat semakin bertambah sehingga dibangun sebuah
Awning yang berkapasitas 1000 orang.Jl. Manyar Rejo I/33.
3. Tahun
1985-1986, Pembangunan Gedung Gereja yang berkapasitas 3500 orang di
Jalan. Manyar Rejo II/36-38 yang selesai. Gedung inilah yang sampai saat ini
dipakai sebagai tempat ibadah Gereja Bethany Pusat (selain pusat ibadah lain
yang diadakan di Nginden).
4. Tahun
1987, Pdt. Alex memulai pembangunan Graha Bethany yang terletak di
Surabaya, dengan kapasitas 20.000 jemaat dalam 1 kali kebaktian.
5. Tahun
1988, GBI Bethany mengutus Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo untuk membuka
gereja lokal (cabang) di Jakarta.
6. Tahun
1989, GBI Bethany mengutus Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin untuk membuka
cabang di Denpasar, Bali. Dengan Pembukaan cabang-cabang tersebut, GBI Bethany
membagi pelayanannya di Indonesia menjadi GBI Bethany Wilayah Indonesia Bagian
Barat (yang dipimpin Pdt.Dr. Ir. Niko Njotorahardjo), Bagian Tengah (Pdt. Dr.
Yusak Hadisiswantoro, M.A.), dan Bagian Timur (Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin).
Sementara Pdt. Abraham Alex Tanuseputra berperan sebagai Gembala Sidang Senior dari
Jemaat Bethany.
7. Tahun
1996, Jumlah cabang-cabang yang ada di Indonesia dan luar negeri menjadi
sekitar 100 cabang.
8. Tahun
1997, Jumlah cabang dan Pos PI di Indonesia dan luar negeri berkembang
menjadi 254 buah.
9. Tahun
1997, Sinode GBI mengeluarkan keputusan bahwa seluruh gereja lokal yang
tergabung dalam Sinode GBI harus menanggalkan nama-nama jemaat lokal. Dengan
demikian, gereja lokal akan disebut dengan nama GBI disertai dengan nama
jalan/tempat di mana gereja tersebut berada. Perubahan nama ini membutuhkan
waktu cukup lama untuk dapat diterima oleh jemaat-jemaat lokal di lingkup
Sinode GBI, termasuk GBI Bethany.
10. Tahun
1998, Jumlah cabang dan Pos PI menjadi 479.
11. Tahun
1999, Gereja Bethany berkembang menjadi hampir 1000 cabang yang tersebar
di dalam dan luar negeri.
12. Tahun
2000, Graha Bethany Nginden, Surabaya akhirnya selesai dibangun dan
dilakukan soft opening bersamaan dengan Seminar Pelipatgandaan Gereja
Internasional (SPGI) 2000. Tempat ini dapat menampung 20.000 anggota jemaat. Di
tahun itu juga diadakan Sidang Sinode GBI yang meminta GBI Bethany untuk
menurunkan nama Bethany. (Penegasan keputusan Sinode GBI tahun1997).
13. Tahun
2002, GBI Bethany Barat yang dipimpin Pdt. Niko menyatakan akan
mengikuti keputusan Sinode GBI untuk menurunkan nama Bethany. Keputusan ini
diikuti oleh seluruh GBI Bethany Barat yang berada di bawah pembinaan Pdt.
Niko. Demikian pula GBI Bethany Timur yang dipimpin Pdt. Timotius Arifin
memutuskan untuk menanggalkan nama tersebut. Dengan penurunan nama ini, kedua
wilayah juga sekaligus menanggalkan visi “Successful Bethany Families”. Pdt.
Alex pun pada akhirnya bersedia untuk menurunkan nama jemaat Bethany, namun ia
menolak untuk menurunkan visi gereja “Successful Bethany Families” yang telah
diusung selama bertahun-tahun. Visi ini pun tetap didukung oleh GBI Bethany
Wilayah Tengah.
14. Tahun
2003, 17 Januari Jemaat Bethany akhirnya melepaskan diri dari Sinode GBI
dan merubah nama menjadi Sinode Gereja Bethany Indonesia yang resmi berdiri
sebagai badan hukum gereja dan diakui pemerintah secara resmi melalui Surat
Keputusan Dirjen Bimas Kristen Departemen Agama Republik Indonesia Nomor: DJ.III/Kep/HK00.5/5/158/2003
pada tanggal 17 Januari 2003. Dengan demikian gereja-gereja lokal Bethany
Wilayah Tengah pun bersalin menjadi Gereja Bethany Indonesia. Sinode yang baru
berdiri ini dipimpin oleh Pdt. Ir. Leonard Limato, M.A. Sementara Sinode
Bethany berdiri, secara resmi Pdt. Alex tidak masuk dalam Sinode Bethany, tetap
berdiri di Sinode Gereja Bethel Indonesia. Akhirnya, setelah usaha-usaha
rekonsiliasi antara Pdt. Alex dengan Sinode GBI tidak membawa hasil, Pdt. Alex
diberhentikan dari Sinode GBI melalui surat pemberhentian oleh Badan Pekerja
Lengkap Sinode GBI yang mensinyalir bahwa Pdt. Alex berdiri di dua sinode.
“Pada 17 Januari 2003,
Sinode Gereja Bethany Indonesia pun resmi berdiri sebagai badan hukum gereja.
Dengan demikian GBI Jemaat Bethany di seluruh Indonesia pun telah resmi
terpecah menjadi Gereja Bethel Indonesia dan Gereja Bethany Indonesia.
Gereja-gereja lokal Bethany Wilayah Tengah bersalin menjadi Gereja Bethany
Indonesia. Sinode yang baru berdiri ini dipimpin oleh Pdt. Ir.Leonard Limato,
M.A. Sementara Sinode Bethany berdiri, secara resmi Pdt. Alex tidak masuk dalam
Sinode Bethany, tetap berdiri di Sinode Gereja Bethel Indonesia. Akhirnya,
setelah usaha-usaha rekonsiliasi antara Pdt. Alex dengan Sinode GBI tidak
membawa hasil, Pdt. Alex diberhentikan dari Sinode GBI melalui surat
pemberhentian oleh Badan Pekerja Lengkap Sinode GBI yang mensinyalir bahwa Pdt.
Alex berdiri di dua sinode. Dan pada bulan Juli 2003, Badan Pendiri Sinode
Bethany resmi meminta Pdt. Alex untuk bergabung dengan Sinode Gereja Bethany
Indonesia. Pada tanggal 16 hingga 18
September 2003,
digelar Sidang Raya Sinode I Gereja Bethany Indonesia di Graha Bethany Nginden
Surabaya, dan menghasilkan keputusan memilih Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
sebagai Ketua Umum Sinode dan Pdt. Freddy Zacharia Riva sebagai
Sekretaris Umum Sinode.”[10]
15. Tahun
2003, Juli Badan Pendiri Sinode Bethany resmi meminta Pdt. Alex untuk
bergabung dengan Sinode Gereja Bethany Indonesia.
16. Tahun
2003, 16 – 18 September di gelar Sidang Raya Sinode I Gereja Bethany
Indonesia di Graha Bethany Nginden Surabaya, dan menghasilkan keputusan memilih
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra sebagai Ketua Umum Sinode dan Pdt. Zacharia
Freddy Riva sebagai Sekretaris Umum Sinode.
17. Tahun
2004, 15 April, Dimulainya Pembangunan Menara Doa Jakarta, sebagai
Prayer and Worship Center yang diperlengkapi dengan Convention Center,
Multimedia Center, Education Center, Trade Center, Entertainment and Tourism,
namun. Proyek ini belum selesai dan tertunda.
18. Tahun
2007, 17-21 Juli, Gereja Bethany terpilih sebagai tuan rumah wakil dari
Indoonesia penyelenggara PWC (Pentecostal
World Conference) ke-21 bertempat di Bethany Nginden dan PWC memPunyai
anggota yang tersebar di 120 negara. Sekitar 50.000 umat menghadiri Gereja
Bethany Nginden pada puncak acara PWC ini.
19. Tahun
2008, 8-11 Juli, Bethany mengadakan SPGI (Seminar Pelipatgandaan Gereja
Internasional) dengan tema HARVEST TIME, bertempat di Graha Bethany Nginden Jl. Nginden
Intan Timur I/29 – Surabaya, Indonesia.
SEJARAH
GEREJA BETHANY INDONESIA PULOMAS
Untuk memahami Gereja Bethany Indonesia
Pulomas, tidak bisa tidak, harus membahas latar belakang Hati
Nurani Ministries. Hati Nurani Ministreis adalah satu dari tiga pilar pelayanan
Yayasan Hati Nurani
Berawal dari pergumulan seorang Ev.
Joshua M. Sinaga, S.Th dalam keseharian pelayanannya sebagai staf
penggembalaan gereja lokal yang mempunyai beberapa cabang di daerah minus.
Hamba Tuhan muda yang telah menghabiskan jam-jam pelayanannya untuk mengurus
permasalahan jemaat yang hidup di bawah tekanan ekonomi yang sangat berat
dengan berbagai masalah pelik dan kompleks.
Bagaimana hati tidak miris ketika
menyaksikan jemaat yang hidup berdesak-desakan di pemukiman kumuh, harus
berjuang dengan berbagai cara untuk sekedar melanjutkan hidup hari ini. Mereka
adalah masyarakat yang terpinggirkan dan terabaikan. Hingga akhirnya sebutan
masyarakat pinggiran sumber masalah kerapkali di tujukan kepada mereka.
Menurut data Bank Dunia lebih dari 110
juta jiwa penduduk Indonesia tergolong miskin karena masih hidup dengan
penghasilan di bawah 2 dolar per hari.[11] Sebenarnya
orang-orang yang hidup miskin ini juga adalah manusia yang sama dengan kita.
Mereka juga ingin menikmati hidup yang pantas. Mereka juga ingin anak-anak
mereka sekolah dan tidak berkeliaran di jalan sebagai pengemis, pengamen, dan
pemulung. Pada kenyataannya mereka juga tidak ingin menjadi penjambret dan
pencopet di terminal. Mereka juga ingin hidup pantas di tengah-tengah
masyarakat. Pendek kata, hati nurani mereka terus menjerit mendambakan hidup
yang lebih layak.
Tahukah saudara, bahwa dari sekian
banyak orang yang di gambarkan di atas adalah orang-orang Kristen. Mereka
adalah warga gereja yang sehari-hari kita panggil dengan kata saudara seiman.
Adalah satu hal yang memprihatinkan ketika kita menutup mata dan berpura-pura
tidak tahu serta membiarkan saudara-saudara kita terpuruk dan kehilangan
arah/tujuan hidup mereka sementara kita sebenarnya dapat berbuat banyak untuk
menolong mereka. Bukankah firman Allah berpesan: “Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri.” (Ulangan 1:18, Matius 5:43; 19:19;22:39, Markus 12:31,
Lukas 10:27, Roma 13:9, Galatia 5:14, Yakobus 2:8). Kalau kita pelajari dengan
lebih teliti lagi, pesan kasih yang disampaikan dalam ayat ini bersifat
unifersal. Artinya kasih akan sesama manusia tanpa membedakan iman kepercayaan,
ras, golongan, suku, dan bangsa. Pendek kata kasih ini meliputi segenap umat
manusia.
Akhirnya, setelah melalui pergumulan dan
doa hampir 3 tahun, pada hari Jumat, 31 January 2005, lahirlah Yayasan Hati
Nurani. Sebuah lembaga berbadan hukum yang akan berfungsi sebagai salah satu
lembaga pelaksana pangilan pelayanan kaum marginal yang terpinggirkan di
samping lembaga-lembaga lainnya. Tentunya adalah satu hal yang mustahil apabila
lembaga ini berjalan sendiri tanpa dukungan dan kontribusi dari orang-orang percaya lainnya. Oleh sebab
itulah, lembaga ini membuka tangan selebar-lebarnya untuk partisipasi dan
kerjasama dengan semua lembaga gereja dan yayasan serta perorangan tanpa
batasan.
Salah satu sudut Jakarta yang terseok
kepayahan mengikuti arus perkembangan semangat metropolitan adalah Warakas.
Dari tampilan umum kita bisa terkecoh dengan rumah-rumah yang tertata rapi dan
jalan raya yang beraspal beton di wilayah ini. Namun jika kita sedikit masuk ke
dalam lorong-lorongnya, kita akan segera dapat merasakan aroma kemiskinan
berbalut kekerasan. Mulai dari janda-janda yang lesu, anak-anak yang tidak
bersekolah, para pemuda yang akrab dengan dunia kriminal, suami-suami yang
menelantarkan keluarga, sampai kepada pemulung dan pengemis yang tinggal di
rumah kardus kolong jembatan layang, membuat makin suramnya potret kehidupan
kaum marginal di kota metropolitan Jakarta.
Melihat keadaan pahit ini sudahlah
seharusnya mampu menyentuh orang-orang yang masih memiliki hati nurani untuk
berbuat sesuatu. Bukankah Kitab Suci sudah mengatakan bahwa kita dapat menolong
mereka? Menyadari kemelut inilah, Yayasan Hati Nurani hadir dalam mengambil
bagian untuk memberikan sumbangsih karya pelayanan yang nyata.
MAKNA
LOGO YAYASAN
Artinya Yayasan Hati Nurani adalah
lembaga yang menjunjung tinggi KESETIAAN kepada Tuhan dan CINTA KASIH kepada
sesama manusi
DAUN di Paruh Burung Merpati Lambang
HARAPAN
Artinya Yayasan Hati Nurani percaya bahwa di
tengah-tengah kesukaran, penderitaan, kemiskinan, dan keputusasaan sekalipun,
harapan untuk hari depan yang labih baik selalu ada.
LINGKARAN
ELLIPS Lambang Dunia
Artinya Yayasan Hati Nurani adalah
lembaga yang siap di utus untuk melayani dan berkarya di tengah-tengah dunia.
VISI YAYASAN[12]
“Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri.” (Matius 22: 39)
MISI YAYASAN
1.
Jangkau (Reaching)
Menjangkau
jiwa-jiwa yang terabaikan dengan kasih akan sesama dengan dasar kasih Tuhan
Yesus Kristus.
2.
Pulihkan (Recovering)
Memulihkan
jiwa-jiwa yang telah terjangkau dengan pelayanan holistik (utuh, menyeluruh)
baik jasmani dan rohani.
3.
Lengkapi (Equiping)
Memperlengkapi
jiwa-jiwa yang telah dipulihkan dengan pengajaran moral dan mental spiritual
Kristiani serta pendidikan formal.
4.
Utus (Sending)
Mengutus
jiwa-jiwa yang sudah diperlengkapi untuk menjangkau jiwa-jiwa yang belum
terjangkau.
TIGA PILAR PELAYANAN
YAYASAN
Yayasan Hati Nurani hadir dan
mengejawantahkan Visi dan Misi dengan berkarya di atas tiga pilar pelayanan. Ketiga pilar ini
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Ketiganya merupakan satu paket
pelayanan yang saling berkaitan erat sehingga
ketiganya harus berjalan secara bersama-sama.
1. Pilar Ministry
Adalah divisi yang mengurus semua hal yang berhubungan
dengan pelayanan pembinaan mental spiritual Kristiani. Faktor mental spiritual
merupakan satu bagian yang sangat penting dari keberadaan seorang manusia
sehingga yayasan berketetapan menyelenggarakan pelayanan rohani dengan
sungguh-sunguh. Yayasan telah menetapkan pelayanan Kristiani yang benar sesuai
dengan Alkitab sebagai dasar dan pijakan pembinaan kerohanian.
Salah satu dari
tiga fungsi utama tubuh Kristus adalah DIAKONIA. Arti yang sesungguhnya
dari diakonia adalah melayani sesama. Fokus diakonia adalah membantu mereka
yang hidup menderita secara sosial-ekonomi. Pelayanan ini juga lebih difokuskan
kepada para janda, yatim piatu, dan kaum marginal pada umumnya.
Kalau kita melihat dalam sejarah gereja
mula-mula, sempat terjadi persungutan di antara jemaat karena pelayanan
terhadap orang miskin dan para janda dari kalangan Yahudi yang berbahasa Yunani
terabaikan. Rasul Petrus sebagai penatua jemaat akhirnya memutuskan untuk
memilih tujuh orang dari antara jemaat Tuhan yang akan mengurus pelayanan
diakonia ini. (Bacalah Kisah para Rasul pasal 6). Gereja mula-mula telah
memutuskan untuk mengurus pelayanan diakonia dengan sangat baik setelah melalui
sebuah kealfaan.
Dewasa ini gereja TUHAN sepertinya
mengulang lagi kealfaan sama yang pernah dilakukan oleh gereja mula-mula.
Gereja sibuk mengurus program pelayanan yang
sama sekali tidak menyentuh apa yang dinamakan melayani orang miskin.
Kita harus mengakui bahwa gereja terlihat seolah-olah enggan dan merasa sangat
berat hati untuk menyinggung pelayanan para janda, yatim piatu, dan orang miskin pada umumnya. Pendek kata
pelayanan Diakonia bukanlah pelayanan yang menarik bagi gereja. Padahal Tuhan
Yesus sudah mengatakan: “Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu
dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya,…” (Markus 14:7)
Sebagai bagian dari tubuh Kristus yang
tentunya tak terpisahkan bahkan oleh maut sekalipun, seharusnya kita dapat
menolong mereka yang papa, miskin, melarat, dan tak berdaya oleh tekanan
ekonomi. Mereka ada disekitar kita. Mereka memerlukan kepedulian kita. Alkitab
sekali lagi menekankan bahwa dengan melayani sesama, sesungguhnya kita tengah
melayani Tuhan: “Dan Raja itu akan menjawab mereka,: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu
lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku.” (Matius 25:40)
Menyadari hal itulah, Yayasan Hati
Nurani telah menyalurkan secara berkala persembahan Diakonia kepada sesama
sejak berdirinya awal tahun 2005 melalui hamba-hamba Tuhan di chapter-chapter
yang ada. Pelayanan Diakonia Yayasan Hati Nurani yang telah menjadi ciri
khas pelayanan dalam Hati Nurani Ministries telah menjangkau para
janda-janda, para pemulung, para anak-anak jalanan, dan kaum marginal pada umumnya
tanpa memandang asal denominasi geraja. Pelayanan Diakonia dilakukan
antara lain pembagian SEMBAKO, pakaian bekas layak pakai, uang tunai,
pengobatan, buku-buku bacaan rohani, dan lain-lain. Pelayanan ini juga nantinya
akan berkembang sampai kepada pemberian bea siswa kepada anak-anak yatim piatu
yang kurang mampu sampai kepada pelayanan kematian berupa pengadaan peti mati,
rumah duka, dan biaya penguburan.
Namun oleh karena keterbatasan dana,
pengurus Yayasan Hati Nurani mengundang saudara-saudari dalam Kristus untuk
ambil bagian dalam pelayanan yang mulia ini. Saudara mungkin tidak sempat pergi
bersaksi ke “ujung-ujung dunia” menjangkau jiwa-jiwa yang terabaikan di
pemukiman-pemukiman kumuh, tapi anda dapat menghadirkan diri anda dalam
dukungan dana. Salurkanlah persembahan diakonia anda melalui Yayasan Hati
Nurani.
2. Pilar Sosial
Yang menjadi kerinduan yang paling mendalam
bagi Yayasan Hati Nurani adalah mendirikan panti-panti penampungan untuk
anak-anak terlantar, rehabilitasi untuk korban obat-obatan terlarang dan
pekerja seks komersil, panti jompo yang selam ini telah termarjinalkan
sedemikian rupa. Tentu kami telah melakukan dengan kemampuan yang ada untuk
membina mereka dalam komunitas Hatinurani Mininistries. Namun, penanganan
lanjutan untuk dapat lebih maksimal adalah dengan menampung mereka dalam sebuah
wadah. Pilar sosial inilajh yang nantinya akan membina kaum marginal ini agar
kembali menjadi manusia yang seutuhnya. Lewat pembinaan dalam panti asuhan ini,
diharapkan kelak jika mereka harus kembali ke tengah-tengah masyarakat, mereka
tidak lagi menjadi bebab sosial yang memusingkan. Mereka akan dapat berkarya
untuk diri mereka dan tentu juga untuk komunitasnya.
Alkitab
mengisahkan bagaimana kasih Yesus Kristus terhadap anak-anak begitu sangat besar.
“Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka;
akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal
itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: ‘biarkan anak-anak itu datang
kepada-Ku, jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang
seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah’.” Markus 10:13-14
Perlakuan tidak
bersahabat dari pribadi yang sesungguhnya adalah murid-murid Tuhan terhadap
anak-anak yang kita baca dalam Kitab Markus di atas bukanlah hal yang asing di
zaman modern ini. Bahkan kita dengan mudah dapat menemukan perlakuan yang
paling tidak bermoral terhadap anak-anak di sekitar kita. Anak-anak dibawah
umur dipekerjakan sebagai pengemis oleh oknum-oknum tertentu. Anak-anak ini bahkan
banyak menjadi korban pelecehan sexual dan
masih banyak lagi tindak kekerasan lain yang dialami oleh anak-anak.
Baru-baru ini
kita mendengarkan berita yang dilansir oleh banyak media elektronika. Dalam
liputan menggegerkan itu dikatakan sebuah rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur,
telah melaporkan kasus orang tua yang tidak bertanggungjawab dengan
meninggalkan anak yang baru lahir di rumah sakit kepada polisi. Terlepas dari
masalah apa yang membelit orang tua ketiga anak tadi sampai tega meninggalkan anak-anak
di rumah sakit tanpa status, tindakan mereka tetap salah dan melukai hati
nurani anak tersebut.
Masalah yang
paling sering kita dengar sebagai ujung simpul permasalahan kekerasan terhadap
anak adalah masalah ekonomi. Di tengah-tengah badai ekonomi yang belum juga
berlalu dari republik ini, membuat himpitan ekonomi menjadi salah satu faktor
utama pemicu tindak kekerasan terhadap anak. Karena masalah ekonomi, akhirnya
anak-anak di bawah umur terpaksa bekerja sebagai pengamen, pedagang asongan,
pengemis, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang sungguh tidak pantas. Karena faktor
ekonomi juga anak-anak yang tak berdosa ini terjerumus kejalanan dan
meninggalkan bangku sekolah.
Hal tersebut di
atas hanyalah segelintir kisah duka yang menimpa anak-anak yang justru begitu
di sambut dan dikasihi oleh TUHAN Yesus Kristus. Melihat keadaan tersebut, dan
dengan dorongan hati nurani yang murni, Yayasan Hati Nurani menggagas untuk
mendirikan Panti Asuhan. Panti Asuhan Hati Nurani ini memiliki program untuk
menjangkau, memulihkan, memperlengkapi, dan akhirnya mengutus anak-anak
terabaikan kembali ke tengah-tengah masyarakat. Tentu sebagai manusia yang
utuh. Manusia kristiani yang akan memberikan kontribusi positif pada
komunitasnya.
3. Pilar Pendidikan
Tentunya tidak cukup dengan membina
kerohanian dan menempatkan mereka di barak-barak panti. Mereka memerlukan
pendidikan dan pelatihan sehingga kelak ketika mereka sudah siap, mereka dapat
kembali dan berkarya di tengah-tengah masyarakat. Divisi pendidikan memiliki
program untuk menyelenggarakan pendidikan Formal mulai dari Play Group
(Kelompok Bermain), TK, SD, SLTP, SLTA, hingga perguruan Perguruan Tinggi yang
keseluruhannya merupakan sekolah-sekolah yang berorientasi sosial. Divisi ini
juga akan menyelenggarakan pendidikan theologia. Oleh karena keperluan inilah,
Divisi Pendidikan merencanakan untuk membangun pusat pendidikan dan pelatihan
yang bertujuan untuk melatih orang untuk siap terjun ke dalam lapangan
pekerjaan.
“Oleh karena pilar ini memerlukan dukungan
infrastruktur yang sangat besar dari hulu sampai hilir, maka sampai hari ini
kami masih terkonsentrasi untuk pembebasan lahan seluar 10.000 meter persegi di
Jonggol Jawa Barat. Kami masih dalam tahap perencanaan dan pengembangan,
sehingga kelak tanah ini dapat menjadi sarana pusat pelayanan dan kegiatan
yayasan. Tentu dengan doa dan dukungan
dari semua pihak, kelak sekolah-sekolah Hati Nurani akan berdiri dalam
menyanggah semua program pelayanan baik pilar Ministry dan pilar Sosial. Hanya
dengan bila bersama-sama kita bergandengan tangan mengumpulkan semua daya dan
dana, maka Yayasan Hati Nurani akan dapat mewujudkan visi dan misinya
menjangkau sesama yang terabaikan.” Demikian ungkapan dari Ev. Dewan Sinaga
selaku ketua yayasan.
LAHIRNYA
GEREJA BETHANY INDONESIA PULOMAS
Hati Nurani Ministries terus mengalami
dinamika yang pada titik tertentu mengalami berbagai kendala. Pertambahan dan
pertumbuhan jemaat dalam Hati Nurani Ministries memaksa para pengurus untuk
memikirkan barbagai cara untuk menyekesaikannya. Pelayanan rohani kristiani di
bawah wadah Yayasan Hati Nurani yang lebih di kenal dengan nama Hati Nurani
Ministries bersifat lintas denominasi. Sifat oikumenis sehingga tidak menyoal
liturgi dan dogma denominasi menjadikan Hati Nurani ministries dapat dan akan
terus membangun kemitraan dengan semua denominasi. Seluruh denominasi dalam
arti gereja yang berlandaskan ajaran Alkitab yang seutuhnya.
HN Ministries menyelenggarakan Ibadah
Raya Pembinaan Iman Kristiani hari minggu di beberapa tempat antara lain:
1. Hatinurani
Ministries Chapter Induk Semper. Tempat: Gedung Gereja Oikumene Komplek
Pertamina Tugu Jalan Mutiara V Blok T/8 Semper Jakarta Utara. Ibadah Raya
Setipa Hari Minggu, pukul 17.00 WIB. Gembala Chapter: Ev. Ronald Kaunang
22. Hatinurani
Ministries Chapter Warakas. Tempat: Gedung Gereja GKBI Jemaat Hosana. Jalan Warakas V Gang IX No.
117 Tangjung Priok Jakarta Utara. Ibadah Raya Setiap Hari Selasa, pukul 13.00
WIB. Gembala Chapter: Ev. Timotius Tunarto, BA
33. Hatinurani
Ministries Chapter Banaran Sawor. Tempat: Desa Banaran Sawor Kecamatan
Jumantono Kabupaten Karang Anyar SOLO Jawa Tengah. Ibadah Raya Setiap Hari
Minggu, Pukul: 10.00 WITA. Gembala Chapter: Ev. Tri Bowo Raharjo, S.Th. MA.CE
44. Hatinurani
Ministries Chapter Jonggol. Tempat: Jl.
Raya Jonggol Gang Jambu RT.01/02 No.125 JONGGOL Bogor Jawa Barat. Ibadah Raya
Setiap Hari Rabu, Pukul 17.00 WIB. Gembala Chapter: Ev. Ishal Ipay Suwardi S.Th
Pelayanan dalam HN Ministries
dilaksanakan dalam bentuk ibadah raya, doa dan puasa, ibadah pujian dan
penyembahan, cell groups, KKR, seminar, kelas pendalaman kitab suci, dan masih
banyak lagi yang lainnya. Keseluruhannya dilaksanakan untuk memulihkan dan
memperlengkapi jemaatNya. Pelayanan dalam memperlengkapi kebutuhan jemaat
secara lebih khusus antara lain konseling keluarga, konseling seputar pemuda
dan permasalahannya, konseling anak, kunjungan/bezuk, pelayanan doa, dan lain
sebagainya, juga dilaksanakan.
Pertumbuhan jemaat yang signifikan
akhirnya membenturkan beberapa hal para pengurus Hati Nurani Ministries pada
dilema pelayanan yang menyangkut sakramen dan hal-hal yang lain yang hanya
dapat diselenggarakan oleh gereja. Misalnya pernikahan, baptisan, perjamuan
suci dan lain-lain. Setelah melalui pergumulan dan pembicaraa yang sangat
panjang, akhirnya pengurus Yayasan Hati Nurani memutuskia untuk bergabung
dengan sebuah denominasi gereja.
Dalam ibadah retreat paskah pada tanggal
22 – 24 April 2011 yang dihadiri hampir semua pengurus yayasan dan
pelayan-pelayan Hati Nurani Ministries, diputuskan untuk bergabung dengan
sinode Gereja Bethany Indonesia yang berpusat di Surabaya pada tanggal 23 April
2011. Pada malam retreat itu, secara bersama-sama, pengurus yayasan sepakat dan
membubuhkan tanda tangan di atas surat pernyataan penggabungan diri dengan
Gereja Bethany Indonesia. Tanggal itulah yang merupakan tanggal lahirnya Gereja
Bethany Indonesia Pulomas yang lebih suka disebutkan dengan nama singkat
Bethany Pulomas.
Berikut ini adalah Iklan Perdana Bethany
Pulomas yang dirilis di group Bethany Pulomas dalam jejaring sosial Facebook: “
“Dunia
dan segala persoalannya, terasa menekan dan menghimpit. Anak-anak Tuhan pun
mengalami berbagai persoalan yang berat. Mulai dari persoalan ekonomi, yang
bermuara pada kemiskinan. Kutuk yang bermuara pada sakit dan penyakit yang tak
kunjung sembuh. Persoalan rumah tangga sehingga kini kita tidak lagi heran
mendengar orang Kristen bercerai. Ada demikian banyak lagi persoalan hidup yang
kalau kita daftar tak cukup waktu. Inti dari semuanya adalah kita sedang ada
dalam zaman yang penuh persoalan. Kita hidup dalam dunia yang berputar pada
poros persoalan. Namun, selalu ada jalan keluar. KABAR BAIK adalah bahwa Tuhan
sayang akan umatNya. Ia bahkan hendak memberikan hidup dan hidup itu dalam
SEGALA KELIMPAHAN (Yohanes 10:10b). Tuhan Yesus menantikan saudara datang
kepadaNya untuk memulihkan hidupmu. Datang dan rasakan jamahan kuasaNya lewat
KEBAKTIAN KEBANGUNAN ROHANI “Chasing God’s Presence” (mengejar hadiratNya)
bersama Gereja Bethany Indonesia SEMPER. Bertempat di Jl. Mutiara III Blok T
Komplek Perumahan Pertamina Tugu Simpang Lima SEMPER (Belakang Ramayana
SEMPER). Pada hari MINGGU, 31 Juli 2011, Pukul 18.00 WIB (Jam 6 petang).
HambaNya, Pdt. Ir. Andreas Kurniawan, MA akan memberitakan firman Tuhan yang
penuh KUASA untuk memulihkan umatNya. Mari hadir lebih awal dan ajaklah
kerabat, kenalan, keluarga, yang memerlukan jamahan kuasaNya, dan nikmati
betapa DAHSYAT kuasa dan kasihNya bagi kita. Salam dan doa, Pdt. Joshua MS
(Gembala Jemaat).”[13]
Ibadah KKR ini termasuk sukses. Dihadiri
hampir 100 orang yang merupakan anggota dan pengurus yayasanm jemaat-jemaat
yang dibina dalam Hati Nurani Ministries, dan para simpatisan. Dalam suasana
yang penuh sukacita, KKR perdana ini menjadi seperti api yang membakar semangat
para pengurus gereja muda ini untuk mengembangkan pelayanan guna meneruskan apa
yang telah dimulai sejak berdirinya Hati Nurani Ministries.
Persoalan yang mengemuka setelah
memutuskan untuk bergabung dengan Gereja Bethany Indonesia adalah gedung
ibadah. Tuhan sungguh sangat baik dan mendengarkan doa seluruh pelayan dan
jemaat yang baru berdiri ini. Seorang pengusaha yang sangat mengasihi Tuhan dan
sangat perduli pekerjaan Tuhan memberikan secara gratis sebuah ruangan di
lantai 4 Ruko Pertokoan Pulomas blok XI no. 2 Jl. Perintis Kemerdekaan Jakarta
Timur. Kebaktian perdana di gedung baru ini dilaksanakan pada hari Minggu, 4 September
2011 dengan dihadiri 30an lebih orang dewasa. Firman Tuhan disampaikan oleh
hamba Tuhan, Ev. Hendry Wong, MM.
Bethany Pulomas tercatat sebagai cabang
baru Gereja Bethany Indonesia yang berada divawah pembinaan Gereja Bethany
Indonesia STC Senayan Jakarta. Bethany
STC Senayan merupakan salah satu jemaat yang sudah mandiri dan berada dalam
pengembalaan Pdt. Ir. Andreas Kurniawan, MA.
Pada tanggal 6 sampai 8 April 2012,
Bethany Pulomas mengadakan Retreat Paskah perdana yang dihadiri keluarga
gembala sidang, para pegerja dan jemaat bethany Pulomas, dan pengurus Yayasan
Hati Nurani. Peserta hampir mencapai 50 orang. Dalam acara retreat ini
dibicarakan secara khusus hubungan Gereja Bethany Pulomas dengan Yayasan Hati
Nurani. Diputuskan bahwa Yayasan tetap berdiri sendiri dan menjadi mitra
sejajar dari Bethany Pulomas. Kemitraan itu akan terus diupayakan dalam
mendukung Bethany Pulomas dalam melaksanakan fungsi pelayanannya.
Pada tanggal 8 April 2012, dalam ibadah
Minggu Paskah gembala sidang, Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th, mengumumkan
susunan penatalayan Bethany Pulomas dan sekaligus mentahbiskan kepengurusan
tersebut. Struktur penatalayan Bethany Pulomas sebagai berikut:
Struktur Penatalanyanan Bethany Pulomas
2012[14]
1. Gembala Jemaat:
Pdt. Joshua M. Sinaga, S.Th, M.Th ©
2. Wakil Gembala:
Pdm. Antonius Saragih, S.Th
3. Koordinator
Ibadah Raya: Bonifansius Sinaga, S.Th
4. Koordinator
Pelayanan Jemaat: Pdm. Antonius Saragih, S.Th
5. Koordinator
Doa: Imelda Hanna Widjaja, SE
6. Koordinator
Misi/Penginjilan: Amos Prapaskah Tambunan, S.Th
7. Koordinator
SOM: Pdm. Antonius Saragih, S.Th
8. Koordinator
Remaja dan Pemuda: Dewan Sinaga
9. Koordinator
Multimedia: Dewan Sinaga
10. Koordinator
Family Altar: Imelda Hanna Widjaja, SE
11. Koordinator WL
dan Singers: Remancen Sinaga
12. Koordinator
Imam Musik: HANDY
13. Koordinator
Perlengkapan/Akomodasi: Ridwan Simatupang
14. Koordinator
Keuangan/Bendahara: Restu Muliana Simatupang, S.Pd
GEREJA BETHANY
PULOMAS MASA DEPAN
Mengacu kepada visi dan Gereja Bethany
Indonesia seperti termaktub dalam tatadasar gereja yaitu: “Visi Gereja Bethany
adalah : Mendirikan Jemaat-jemaat di semua tempat dan disepanjang waktu,
sebagai wadah kehidupan murid-murid Kristus yang bertumbuh menjadi dewasa,
menghasilkan buah-buah Roh dan hidup dalam persekutuan kasih persaudaraan yang
kudus dan berkemenangan, Successful Bethany Families.”[15]
Maka tentulah Bethany Pulomas harus mengambil bagian dalam mewujudkan visi
tersebut.
Pengejawantahan visi besar Gereja
Bethany Indonesia tersebut diwujudkan Behany Pulomas dalam Misi 5-5. Apakah itu
misi 5-5? Berikut adalah penjelasannya.
MISI
5-5
Misi 5-5 disampaikan oleh gembala sidang
Bethany Pulomasa elalui khotbah firman Tuhan pada saat Ibadah Tahun Baru, 1
January 2012. MISI 2012 adalah Misi 5-5 (5
gereja dan 5000 jiwa).
“Setelah 4 September
2011 kita ada di blok 11/2 pertokoan Pulomas, Roh Kudus menaruh pesan khusus di
hati gembala. “Jangan takut dan percayalah.” Memang sangat sulit untuk bisa
memahami keadaaan yang sangat sulit setelah keadaan yang sangat menyesakkan di
awal tahun 2011. Namun Tuhan punya rencana yang sangat indah dan tepat pada
waktunya. Setelah Januari 2011, Tuhan menginjinkan gembala sidang “dihancurkan”
oleh orang-orang yang justru ada dalam lingkaran kepemimpinannya, maka setelah
April 2011 selesai ibadah Retreat Paskah, Tuhan menuntun untuk tidak takut
keluar dari organisasi dan bergabung dengan Succesful Bethany Families. Setelah
pergumulan yang sangat berat itu, Tuhan membukakan jalan sehingga kita
mendapatkan ijin memakai ruangan ruko di blok 11/2 pertokoan pulomas lantai 4
melalui hambanya, Bapak Hendry Wong. Berturut-turut kita mendapatkan pengakuan
dari korda Jabodetabek Gereja Bethany Indonesia dan kini proses penggabungan
jemaat Bethany Pulomas di Sinode sedang berlangsung. Kita percaya bahwa semua
akan diberikan kemudahan oleh karena ini adalah pekerjaan Tuhan.”[16]
Dalam perenungan yang panjang, gembala sidang
Bethany Pulomas mendapatkan pewahyuan khusus tentang misi 5-5. Visi ini adalah
tuntunan Roh Kudus untuk membangun 5 gereja lokal dan menjangkau 5 ribu jemaat.
Tuhan memberikan pesan khusus setelah melalui pergumulan yang mendalam. Allah
menyertai hambanya dengan cara secara terus mengirimkan semua perbekalan untuk
mewujudkan misi ini. Beberapa diantara yang terpenting adalah bahwa Tuhan mengirimkan para pekerja yang setia dan taat.
Dalam mewujudkan misi 5-5 ini, Bethany
Pulomas telah mendapatkan konfirmasi firman Tuhan melalui Bapak Bethany, Pdt
Abraham Alex Tanuseputera.[17]
Wahyu 1:8, “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang
sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." Allah kita adalah Allah
yang mengatasi segala hal sehingga Dia adalah Allah yang tidak terbatas. Jadi,
kita juga jangan membatasi dia. Baik dalam hal waktu atau pun angka. God is
unlimited. Kata-kata ii dicata dalam bulletin Bethany Pulomas edisi 1 Januari
2012: “Kalau Tuhan menuntun Bethany Pulomas dalam 5 tahun pertama pelayanan
mendirikan 5 gereja lokal dan menjangkau 5000 jiwa dewasa, maka tidak boleh
meragukannya. Kita harus percaya dan mulai berjalan atau bertindak dalam
mewujudkannya. Bagaimanakah caranya? Yaitu dengan chasing and still in God
presence (mengejar dan tinggal dihadirat Tuhan). Tuhan akan membukakan jalan
melalui Pengurapan Kemudahan (The Anounting of ease) sehingga Bethany Pulomas
akan memuliakan nama Tuhan. Tetaplah tinggal dihadiratNya dan mari kita lihat
bagaimana Tuhan mewujudkan misi 5-5.”[18]
MISI
YANG TELAH DITETAPKAN
Mendirikan 5 gereja lokal dengan
kapasitas 1000 jiwa tentu adalah sauatu hal yang tidak dapat dikatakan mudah.
Memerlukan kesungguhan dan kebulatan hati seorang hamba untuk dapat
mengerjakannya. Beberapa meragukannya dengan alasan gereja bethany sudah cukup
besar. Mengapa harus mendirikan lagi jemaat baru. Ini adalah suatu tantangan
yang harus dijelaskan dengan baik dan benar agar tidak menjadi batu sandungan
bagi gereja bethany yang sudah ada dan gereja Tuhan secara umum.
Bagaimanapun juga, Bethany Pulomas masih
berumur belum sampai setahun dan memerlukan waktu untuk menjadi batu uji
keberadaannya. Namun, bila kehendak Tuhan untuk membangun 5 gereja lokal dan
menjangkau 5000 jiwa, maka misi ini sesuai dengan visi Gereja Bethany Indonesia
untuk mendirikan gereja disemua tempat disepanjang waktu. Landasan untuk
membangun 5 gereja tersebut telah didirikan sejak lima tahun yang lalu saat
Hati Nurani Ministries melaksanakannya di empat wilayah yang berbeda. Penulis
sejarah gereja yang terkenal telah menyimpulkan demikian: “Bagaimanakah nasip
gereja pada masa yang akan datang? Mungkin kita mendapat kesan bahwa gereja
telah hampir menggenapi pemanggilannya, sebab sekarang ini Injil sudah
dimasyurkan dan dipercayai sampai keujung-ujung bumi. Dengan demikian
barangkali kita sangka, bahwa kesudahan zaman dan kedatangan Kristus kembali
telah dekat, menurut sabda Tuhan sendiri (Mat 24:14). Akan tetapi pada
hakekatnya, hal itu tidak kita ketahui. Yang kita tahu ialah bahwa pekerjaan
Pekabaran Injil sedunia sebenarnya baru mulai.”[19]
Hal ini bermakna bahwa sejatinya Bethany
Pulomas, sebagai gereja yang masih sangat muda, telah melibatkan diri secara
aktif dalam Pekabaran Injil sedunia. Memang masih dalam konteks Indonesia pada
5 tahuh pertamanya. Namun, sesuai dengan tuntunan Tuhan melalui hamba-hambaNya
yang setia, bethany Pulomas akan terus berkarya dalam melebarkan Kerajaan Allah
dengan terus merintis dan membangun jemaat-jemaat lokal. Dimulai dengan jemaat
lokal pertama di Pulomas yang akan terus bertambah hingga tak terhigga.
PENUTUP
1. Sejarah
Gereja Bethany Indonesia terbangun dari perintisan seorang hamba Tuhan yang
setia. Dimulai didalam sebuah garasi dengan peserta ibadah 7 sampai 10 orang,
pada tahun 1977 di Mojokerto, kini setelah melayani 35 tahun, Gereja Bethany
Indonesia yang digembalakan beliau telah berkembang dengan jumlah 70 ribu
jemaat dengan gedung gereja kapasitas 35 ribu kursi untuk sekali ibadah. Visi
yang dibangun diatas dasar firman Tuhan digenapinya saat Bethany Nginden
Surabaya dinobatkan menjadi salah satu gereja terbesar di dunia.
2. Bethany
Pulomas adalah gereja lokal yang digembalakan oleh Pdt. Joshua Mangiring
Sinaga. Dimulai dalam bentuk pelayanan ministry yang berada dibawah nauangan
Yayasan Hati Nurani sejak Januari 2005. Sejak, 24
April 2011, sejak ditandatanganinya surat penggabungan Hati Nurani Ministries
kedalam wadah sinode Gereja Bethany Indonesia, menjadi titik awal kelahiran
Bethany Pulomas. Atas penyertaan dan berkat Tuhan, Bethany Pulomas di usianya
yang masih setahun, telah memulai pelayanan dengan jumah jemaat hampir 50
jiwa. Dan akan terus mengembangkan
pelayanannya untuk mengejawantahkan Visi Besar Gereja Bethany Indonesia,
mendirikan gereja di semua tempat sepanjang waktu. Pengejawantahan itu melalui
misi 5-5, yaitu membangun 5 jemaat lokal dengan menjangkau 5000 jiwa.
3. Perjalanan
sejarah Gereja Bethany Pulomas yang demikian berliku menunjuk pada campur
tangan Tuhan dan kedaulatanNya atas gerejaNya. Saat Dia mendirikan gerejanya
maka tidak ada yang berkuasa untuk mencabutnya. Ia yang akan meberikan
pertumbuhan dan oerkembangan menurut kasih karuniaNya.[20]
Hanya dengan mengobarkan Pemberitaan
Injil, kita akan selalu terus menerus menyaksikan mukjizat Tuhan terjadi. Maka
dari itu, jangan berhenti memberitakan Injil. Hanya
dengan mendirikan jemaat lokal, hamba-hamba Allah akan terus menyaksikan
kedaulatan dan kebesaranNya atas sejarah, olehnya itu jangan berhenti membangun
gereja lokal.
Daftar
Pustaka
Ruck, Anne, Sejarah Gereja Asia, BPK Gunung
Mulia, Jakarta, 2011
Berkhof, H dan Enklaar, IH, Sejarah
Gereja, Gunung Mulia, Jakarta, 2011
Tanuseputera, Abraham Alex, Iman, Harap, dan Kasih, Armagedon, Jakarta, 2000
Sumber-Sumber
On-Line
www.artikata.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah
http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Bethany_Indonesia
Sumber-Sumber Lain
Harian Kompas, 24 Januari 2005, hal 13.
Tata Dasar Gereja Bethany Indonesia
Bulletin Bethany Pulomas Edisi: 001, tanggal:
01-01-2012
[1] www.artikata.com
[2] H. Berkhof dan I H Enklaar, Sejarah Gereja, Gunung Mulia, Jakarta,
2011, hal: vii
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah
[4] ibid
[5] Di sampaikan sebagai materi atau bahan ajar dalam mata kuliah
Sejarah Gereja dan Misi Dunia dalam kelas pascasarjana STT Jaffray Jakarta, 17
April – 2 Mei 2012.
[6] http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Bethany_Indonesia
[7] Abraham Alex Tanuseputera, Iman, Harap, dan Kasih, Armagedon,
Jakarta, 2000, hal. 7
[8] Ibid, hal. 10
[9] Kronologis ini dihimpun penulis dari berbagai sumber. Beberapa
diantaranya merupakan pengamatan dan
observasi langsung penulis sebagai salah seorang pendeta gereja Bethany.
[11] Harian Kompas, 24 Januari 2005, hal 13.
[12] http://www.hatinurani.org
[13] Iklan KKR perdana Bethany Pulomas ini juga dibuat dalam bentuk
brosur dan multimedia. Yang paling gencar melalui group jejaring sosial
facebook, Bethany Pulomas yang beranggotakan hampir 2000 pengguna aktip.
[14] Struktur Penatalayan Bethany Pulomas ini ditetapkan untuk jenjang
waktu 2 tahun. Ada beberapa pertimbangan untuk membuat susunan kepengurusan
lebih simple karena mengingat pelayanan yang masih dapat dikerjakan dengan
posisi seperti itu. Diharapkan, jika oertumbuhan jemaat telah pada tahapan
selanjutnya, struktur ini akan digemukkan sesuai dengan kebutuhan.
[15] Tata Dasar Gereja Bethany Indonesia, Pasal 5 ayat 1.
[16] Kutipan Khotbah Tahun Baru 2012 Bethany Pulomas, Pdt. Joshua
Mangiring Sinaga, S.Th
[17] Pdt. Abraham Alex Tanuseputera, Ketua Umum MPS Gereja Bethany
Indonesia menyampaikan khotbah yang konfirmasi dengan misi 5-5 Bethany Pulomas
pada malam ibadah Natal Bersama Gereja bethany Indonesia Sejabodetabek, 22
Desember 2011, di Graha Bethany KTC Lantai 4 Kelapa Gading Jakarta Utara.
[18] Bulletin Bethany Pulomas, Edisi: 001, 01-01-2012
[19]Of-cit, H. Berkhof dan IH
Enklaar, Hal. 370
[20] Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2011,
Hal. 3
syalom.. selamat siang
BalasHapussaya mau tanya apakah di STTS diterima mahasiswa