Sekretariat STTS

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI SUNEIDESIS

Sekretariat:

Komplek Pertokoan Pulomas Blok XI/2 Jl. Perintis Kemerdekaan Jakarta Timur

e-mail: conscience.foundation@hotmail.com Telepon: 021-93555867, 082122715676

Selasa, 01 Oktober 2013

SEJARAH GEREJA BETHANY PULOMAS


SEJARAH BETHANY PULOMAS



LATAR BELAKANG

Sejarah merupakan warisan yang tidak dapat dilupakan. Sejarah menorehkan banyak hal yang pantas dan layak untuk diamati, dipelajari, dan dikritisi untuk membangun suatu tatanan kehidupan yang lebih baik di masaini dan masa depan. Tanpa mengerti sejarah, akan terjadi kemunduran yang singnifikan dalam perkembangan dalam segala kehidupan. Sejarah ibarat kaca spion yang dapat menuntun peradaban meniti perjalanannya tanpa harus mengulang kelemahan dan atau kesalahan yang telah dilakukan oleh opara pelaku sejarah di masa lalu.

Ilmu sejarah membagi dua zaman paradaban manusia menjadi dua yaitu zaman pra-sejarah dan zaman sejarah. Perbedaan dari kedua zaman ini hanya pada perangkat atau instrumen tulisan saja. Zaman prasejarah adalah peradaban manusia yang belum mengenal tulisan sehingga penelitian sejarah untuk zaman ini lebih menitikberatkan pada penemuan-penemuan alkeologia. Sementara zamasn sejarah adalah zaman peradaban manusia yang telah mengenal dan menggunakan tulisan.

Zaman prasejarah adalah bagian ilmu sejarah tentang zaman ketika manusia hidup dalam kebudayaan yg belum mengenal tulisan.[1] Artinya, instrumen prasejarah tetap merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ilmu sejarah. Ini menjadi satu landasan yang bermakna bagi kita untuk mengerti bahwa ada masa dimana keturunan adam belum berkomunikasi melalui tulisan. Karena ada rentang waktu dimana manusia itu berkomunikasi lewat bunyi saja. Apakah ini suatu pertanda bahwa ada saat dimana Allah berfirman dan hanya dapat di mengerti oleh Adam dan Hawa melalui bunyi dan ekspresi? Tanpa tulisan!

Pada dasarnya sejarah gereja berbeda dengan sejarah kebudayaan umum dan dengan sejarah aliran-aliran yang lain, karena yang disebut “gereja” itu hanya gereja Kristen. Sebab itu nama gereja tidak boleh dipergunakan untuk agama-agama yang lain, karena Kristus sendirilah yang membentuk Gereja. Barang siapa yang hendak mempelajari sejarah Gereja Kristus itu, haruslah akal dan sanubarinya diterangi oleh Tuhan sendiri, yang kita kenal hanya dari Perjanjian Baru saja.[2]

Uraian di atas menjelaskan bahwa sejarah gereja merupakan sejarah eksklusif. Namun demikian, sejarah gereja tetap merupakan bagian dari sejarah pada umumnya. ini bermakna karena gereja tidak ada diluar peradaban namun ada di dalam dan bersama-sama dengan peradaban membangun tatanan sejarah dunia pada umumnya. kita tidak dapat mengerti dengan benar sejarah gereja, tanpa kita mengerti atau mempelajari sejarah pada umumnya. demikian juga sejarah umum mendapat engaruh dari sejarah gereja. Tanpa memahami sejarah gereja, maka sejarah umum pun menjadi tidak lengkap.

Sejarah Gereja Bethany Indonesia Pulomas merupakan inti pokok uraian dalam tulisan ini. Persoalan yang diangkat adalah bagaimana keberadaan Gereja Bethany Indonesia Pulomas lahir, berkarya, bertumbuh, dan akhirnya menjadi bagian dari sejarah Gereja Bethany Indonesia pada khususnya dan sejarah gereja pada umumnya.

Tentulah akan lebih mudah menjabarkannya karena selain umur gereja lokal ini masih seumur jagung, penulis makalah ini pun adalah gembala jemaat yang langsung menjadi ‘bidan” proses berdirinya Gereja Bethany Indonesia Pulomas. Ini sangat membantu karena penulis merupakan pelaku sejarah langsung sehingga data-data yang masih segar dapat dituangkan dalam uraian-uraian selanjutnya.

Yang akan dijabarkan adalah bagaimana kehadiran gereja lokal yaitu Gereja Bethany Indonesia Pulomas di dalam wadah Gereja Bethany Indonesia serta gereja-gereja Tuhan di Indonesia pada umumnya serta perannya dalam mengembangkan diri sehingga menjadi bagian yang tidak dapat dioisahkan atau diabaikan dalam sejarah gereja di Jakarta dan Indonesia.


BATASAN  RUANG LINGKUP

Mengingat betapa sangat luasnya segmen sejarah, maka dalam makalah ini akan lebih memfokuskan diri pada proses persalinan dan dinamika Gereja Bethany Indonesia Pulomas. Tentulah tidak akan mengabaikan sejarah Gereja Bethany Indonesia pada umumnya. Hal itu diawali dengan pelayanan-pelayanan yang bersifat non gerejawi yang diwadahi oleh Yayasan Hati Nurani dalam rumah-rumah anggota yayasan yang lebih dikenal dengan sebutan Hati Nurani Ministries.

Perkembangan selanjutnya adalah bagaimana anggota persekutuan dalam wadah Hati Nurani Ministries ini bertumbuh sehingga diperlukan adanya suatu wadah gereja yang dapat menaunginya. Pada akhirnya, makalah ini akan menjabarkan keberadaan Gereja Bethany Indonesia Pulomas terkini.


METODOLOGI PENULISAN

Penulisan lebih bersifat kualitatif berbasis riset pustaka. Faktor yang membuatnya demikian adalah karena penulis merupakan pelaku utama dari sejarah Gereja Bethany Indonesia Pulomas. Penulis juga mengadakan interaksi dengan para sepuh Gereja Bethany Indonesia khususnya Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputera, Ph.D sebagai Bapak Bethany. Selain itu, penulis membincangkannya dengan Koorda Gereja Bethany Indonesia wilayah Jabodetabek, Lampung, dan Bengkulu, Pdt. Ir. Andreas Kurniawan BP. MA yang mana beliau juga sekaligus merupakan gembala pembina Gereja Bethany Indonesia Pulomas.


LANDASAN TEORI SEJARAH GEREJA

Sejarah, atau sering juga disebut babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Adapun ilmu sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau ahli sejarah disebut sejarawan. [3]

Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan sebagai bagian dari ilmu budaya (humaniora). Akan tetapi, kini sejarah lebih sering dikategorikan ke dalam ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan pada masa lalu. Ilmu sejarah dapat dibagi menjadi kronologi, historiografi, genealogi, paleografi, dan kliometrik.

Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi. Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal, dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis. Menilik pada makna secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa. Oleh karena itu masalah waktu penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi.[4]

Sejarah gereja harus dipahami sebagai sebuah sejarah yang khusus sebab hanya ditujukan bagi gereja Tuhan. Sejarah  gereja punb menjadi khusus kerena merupakan bentuk intervensi nyata Allah dalam perjalanan hidup umatnya. Kita bersyukur sebab gereja tidak mengalami masa prasejarah karena gereja telah dibekali dengan kemampuan komunikasi literal yaitu tulisan. Kita mengerti bahwasanya Alkitab yang kita miliki kini merupakan berkat yang tak terhingga bagi gereja Tuhan. Gereja telah dibekali Tuhan dengan sejarahnya yang luar biasa dan telah dicatatkan olehNya melalui hamba-hambanya yang hidup bagi Dia dan mempersembahakan suatu perjalanan sejarah yang luar biasa. Itu semua menandaskan betapa Allah kita itu hidup dab beradalat atas sejarah gerejaNya.

Untuk memahami sejarah Gereja, tentulah literatur utama yang menjadi bahan penelitian adalah Alkitab Perjanjian Baru. Tentu kita tidak dapat menapikan peranan literatur pendukung lainnya asal saja itu tidak bertentangan dengan Alkitab. Ini menarik karena kita akhirnya harus sepakat bahwa sejarah gereja merupakan suatu ilmu yang berlandaskan dan bercermin kepada kebenaran kitab suci. Sejarah dapat diteliti dengan benar dalam terang firman Tuhan dan catatan sejarah gereja yang tidak sesuai dengan Alkitab pantas untuk kita pertanyakan. Maka dari itu, disini kita dapat mengerti bahwa sejarah gereja merupakan hasil dari penelitian yang selalu bercermin kepada Alkitab sebagai penuntunnya.

DR Yakob Tomatala menghubungkan sejarah gereja dengan misi. Ini memang menjadi sangat menarik karena kemanapun gereja di utus dan dimana pun dia berada, gereja tidak dapat lepas dari tugas misiologisnya. Beliau menjelaskan: “Sejarah Gereja dan Misi Dunia adalah rekonstruksi kegiatan (peristiwa) misi melalui investigasi-interpretasi dari permulaan, perkembangan, dan kemajuan serta dampaknya atas kelompok sosial/masyarakat pada lokasi serta waktu tertentu, berdasarkan hasil penggalian data dengan menggunakan metode ilmu pengetahuan arkeologi, dokumen-dokumen, dan sumber berita kontemporer sebgai saksi kehadiran gereja dan infak misiologisnya dalam kontek.”[5]


SEJARAH GEREJA BETHANY INDONESIA

Pada tahun 1978, Gereja Bethany didirikan oleh Pdt. Abraham Alex Tanuseputra, di Jalan Manyar Rejo I/29 Surabaya. Bethany pada saat itu tergabung sebagai bagian dari Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI), sehingga Gereja tersebut disebut sebagai GBI Jemaat Bethany atau GBI Bethany. Dalam penggembalaan jemaat GBI Bethany ini, Pdt. Alex mencetuskan "Successful Bethany Families" sebagai visi gereja tersebut.[6] Gereja Bethany Indonesia tidak dapat dipisahkan sejarahnya dengan Gereja Bethel Indonesia.

Pdt. Abraham Alex Tanuseputera membuka perintisan pelayanan di dalam garasi rumahnya dengan jumlah jemaat awal tidak lebih dari 7 sampai 10 orang pada tahun 1977. Sesungguhnya pelayanan beliau untuk pertamakalinya adalah sebagai seorang penginjil di penjara Mojokerto. Saat itu banyak tahanan politik, karena peristiwa pemberontakan komunis, 30 September 1965.[7]

Beliau menulis tentang pertobatanannya: “Kepastian keselamatan ini saya miliki waktu mengalami peristiwa kecelakaan menabrak anak kecil berumur 11 tahun di jalan raya mojokerta pada bulan Oktober 1965. Sore itu saya baru dari  gereja menemui pengerja gereja Christ Da Costa untuk berencana ikut doa malam, dengan mengendarai mobil mini Morris. Say amenguji kecepatan mobil yang baru saja diperbaiki. Saya salah sebab saya mengemudi sambil sesekali melihat kebawah karena ada bagian bawah mobil yang berbunyi. Pada saat itulah saya menabrak anak tersebut dan anak itu terpelanting ke atas kaca mobil dan terbentur. Pada benturan ketiga anak itu jatuh di muka mobil lalu terlindas oleh mobil saya. Saya turun dari mobil dan berteriak begitu melihat kondisi anak itu: “Saya bawa anak ini, minggir, saya bawa anak ini!”[8]

Peristiwa kecelakaan itu membuat Pak Alex, begitu sapaan akrabnya, merasa ketakutan yang luar biasa. Pihak keluarga mengancam akan membunuh dia jalau anak itu mati. Dan kondisi saat itu memang sangat keruh karena susana politik masih tegang setelah peristiwa G30S/PKI. Dalam doanya yang khusuk, Pak Alex berdoa dan bernazar, jika anak itu hidup dan sehat, dia bernazar akan melayani Tuhan sepenuh waktu. Ajaib, besok harinyam anak yang sudah tidak ada harapan hidup itu sehat. Pak Alex memenuhi nazarnya. Ia memutuskan untuk melayani Tuhan sepenuh waktu. Berikut ini adalah sejarah singkat Gereja Bethany Indonesia:[9]

1.   Tahun 1978, Gereja Bethany didirikan oleh Pdt. Abraham Alex Tanuseputra, di Jalan Manyar Rejo I/29 Surabaya. Anggota jemaat yang beribadah di tempat itu sekitar 200 orang. Bethany pada saat itu tergabung sebagai bagian dari Sinode GBI, sehingga Gereja tersebut disebut GBI Bethany. Dalam penggembalaan jemaat GBI Bethany ini, Pdt. Alex mencetuskan “Successful Bethany Families” sebagai visi gereja tersebut.
2. Tahun 1982, Jumlah anggota jemaat semakin bertambah sehingga dibangun sebuah Awning yang berkapasitas 1000 orang.Jl. Manyar Rejo I/33.
3.  Tahun 1985-1986, Pembangunan Gedung Gereja yang berkapasitas 3500 orang di Jalan. Manyar Rejo II/36-38 yang selesai. Gedung inilah yang sampai saat ini dipakai sebagai tempat ibadah Gereja Bethany Pusat (selain pusat ibadah lain yang diadakan di Nginden).
4. Tahun 1987, Pdt. Alex memulai pembangunan Graha Bethany yang terletak di Surabaya, dengan kapasitas 20.000 jemaat dalam 1 kali kebaktian.
5. Tahun 1988, GBI Bethany mengutus Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo untuk membuka gereja lokal (cabang) di Jakarta.
6.  Tahun 1989, GBI Bethany mengutus Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin untuk membuka cabang di Denpasar, Bali. Dengan Pembukaan cabang-cabang tersebut, GBI Bethany membagi pelayanannya di Indonesia menjadi GBI Bethany Wilayah Indonesia Bagian Barat (yang dipimpin Pdt.Dr. Ir. Niko Njotorahardjo), Bagian Tengah (Pdt. Dr. Yusak Hadisiswantoro, M.A.), dan Bagian Timur (Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin). Sementara Pdt. Abraham Alex Tanuseputra berperan sebagai Gembala Sidang Senior dari Jemaat Bethany.
7.  Tahun 1996, Jumlah cabang-cabang yang ada di Indonesia dan luar negeri menjadi sekitar 100 cabang.
8.  Tahun 1997, Jumlah cabang dan Pos PI di Indonesia dan luar negeri berkembang menjadi 254 buah.
9. Tahun 1997, Sinode GBI mengeluarkan keputusan bahwa seluruh gereja lokal yang tergabung dalam Sinode GBI harus menanggalkan nama-nama jemaat lokal. Dengan demikian, gereja lokal akan disebut dengan nama GBI disertai dengan nama jalan/tempat di mana gereja tersebut berada. Perubahan nama ini membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat diterima oleh jemaat-jemaat lokal di lingkup Sinode GBI, termasuk GBI Bethany.
10. Tahun 1998, Jumlah cabang dan Pos PI menjadi 479. 
11. Tahun 1999, Gereja Bethany berkembang menjadi hampir 1000 cabang yang tersebar di dalam dan luar negeri.
12. Tahun 2000, Graha Bethany Nginden, Surabaya akhirnya selesai dibangun dan dilakukan soft opening bersamaan dengan Seminar Pelipatgandaan Gereja Internasional (SPGI) 2000. Tempat ini dapat menampung 20.000 anggota jemaat. Di tahun itu juga diadakan Sidang Sinode GBI yang meminta GBI Bethany untuk menurunkan nama Bethany. (Penegasan keputusan Sinode GBI  tahun1997).
13. Tahun 2002, GBI Bethany Barat yang dipimpin Pdt. Niko menyatakan akan mengikuti keputusan Sinode GBI untuk menurunkan nama Bethany. Keputusan ini diikuti oleh seluruh GBI Bethany Barat yang berada di bawah pembinaan Pdt. Niko. Demikian pula GBI Bethany Timur yang dipimpin Pdt. Timotius Arifin memutuskan untuk menanggalkan nama tersebut. Dengan penurunan nama ini, kedua wilayah juga sekaligus menanggalkan visi “Successful Bethany Families”. Pdt. Alex pun pada akhirnya bersedia untuk menurunkan nama jemaat Bethany, namun ia menolak untuk menurunkan visi gereja “Successful Bethany Families” yang telah diusung selama bertahun-tahun. Visi ini pun tetap didukung oleh GBI Bethany Wilayah Tengah.
14. Tahun 2003, 17 Januari Jemaat Bethany akhirnya melepaskan diri dari Sinode GBI dan merubah nama menjadi Sinode Gereja Bethany Indonesia yang resmi berdiri sebagai badan hukum gereja dan diakui pemerintah secara resmi melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Kristen Departemen Agama Republik Indonesia Nomor: DJ.III/Kep/HK00.5/5/158/2003 pada tanggal 17 Januari 2003. Dengan demikian gereja-gereja lokal Bethany Wilayah Tengah pun bersalin menjadi Gereja Bethany Indonesia. Sinode yang baru berdiri ini dipimpin oleh Pdt. Ir. Leonard Limato, M.A. Sementara Sinode Bethany berdiri, secara resmi Pdt. Alex tidak masuk dalam Sinode Bethany, tetap berdiri di Sinode Gereja Bethel Indonesia. Akhirnya, setelah usaha-usaha rekonsiliasi antara Pdt. Alex dengan Sinode GBI tidak membawa hasil, Pdt. Alex diberhentikan dari Sinode GBI melalui surat pemberhentian oleh Badan Pekerja Lengkap Sinode GBI yang mensinyalir bahwa Pdt. Alex berdiri di dua sinode.

“Pada 17 Januari 2003, Sinode Gereja Bethany Indonesia pun resmi berdiri sebagai badan hukum gereja. Dengan demikian GBI Jemaat Bethany di seluruh Indonesia pun telah resmi terpecah menjadi Gereja Bethel Indonesia dan Gereja Bethany Indonesia. Gereja-gereja lokal Bethany Wilayah Tengah bersalin menjadi Gereja Bethany Indonesia. Sinode yang baru berdiri ini dipimpin oleh Pdt. Ir.Leonard Limato, M.A. Sementara Sinode Bethany berdiri, secara resmi Pdt. Alex tidak masuk dalam Sinode Bethany, tetap berdiri di Sinode Gereja Bethel Indonesia. Akhirnya, setelah usaha-usaha rekonsiliasi antara Pdt. Alex dengan Sinode GBI tidak membawa hasil, Pdt. Alex diberhentikan dari Sinode GBI melalui surat pemberhentian oleh Badan Pekerja Lengkap Sinode GBI yang mensinyalir bahwa Pdt. Alex berdiri di dua sinode. Dan pada bulan Juli 2003, Badan Pendiri Sinode Bethany resmi meminta Pdt. Alex untuk bergabung dengan Sinode Gereja Bethany Indonesia. Pada tanggal 16 hingga 18 September 2003, digelar Sidang Raya Sinode I Gereja Bethany Indonesia di Graha Bethany Nginden Surabaya, dan menghasilkan keputusan memilih Pdt. Abraham Alex Tanuseputra sebagai Ketua Umum Sinode dan Pdt. Freddy Zacharia Riva sebagai Sekretaris Umum Sinode.”[10]


15. Tahun 2003, Juli Badan Pendiri Sinode Bethany resmi meminta Pdt. Alex untuk bergabung dengan Sinode Gereja Bethany Indonesia.
16. Tahun 2003, 16 – 18 September di gelar Sidang Raya Sinode I Gereja Bethany Indonesia di Graha Bethany Nginden Surabaya, dan menghasilkan keputusan memilih Pdt. Abraham Alex Tanuseputra sebagai Ketua Umum Sinode dan Pdt. Zacharia Freddy Riva sebagai Sekretaris Umum Sinode.
17. Tahun 2004, 15 April, Dimulainya Pembangunan Menara Doa Jakarta, sebagai Prayer and Worship Center yang diperlengkapi dengan Convention Center, Multimedia Center, Education Center, Trade Center, Entertainment and Tourism, namun. Proyek ini belum selesai dan tertunda.
18. Tahun 2007, 17-21 Juli, Gereja Bethany terpilih sebagai tuan rumah wakil dari Indoonesia penyelenggara PWC (Pentecostal World Conference) ke-21 bertempat di Bethany Nginden dan PWC memPunyai anggota yang tersebar di 120 negara. Sekitar 50.000 umat menghadiri Gereja Bethany Nginden pada puncak acara PWC ini.
19. Tahun 2008, 8-11 Juli, Bethany mengadakan SPGI (Seminar Pelipatgandaan Gereja Internasional) dengan tema HARVEST TIME,  bertempat di Graha Bethany Nginden Jl. Nginden Intan Timur I/29 – Surabaya, Indonesia.


SEJARAH GEREJA BETHANY INDONESIA PULOMAS

Untuk memahami Gereja Bethany Indonesia Pulomas, tidak bisa tidak, harus membahas latar belakang Hati Nurani Ministries. Hati Nurani Ministreis adalah satu dari tiga pilar pelayanan Yayasan Hati Nurani

Berawal dari pergumulan seorang Ev. Joshua M. Sinaga, S.Th dalam keseharian pelayanannya sebagai staf penggembalaan gereja lokal yang mempunyai beberapa cabang di daerah minus. Hamba Tuhan muda yang telah menghabiskan jam-jam pelayanannya untuk mengurus permasalahan jemaat yang hidup di bawah tekanan ekonomi yang sangat berat dengan berbagai masalah pelik dan kompleks.

Bagaimana hati tidak miris ketika menyaksikan jemaat yang hidup berdesak-desakan di pemukiman kumuh, harus berjuang dengan berbagai cara untuk sekedar melanjutkan hidup hari ini. Mereka adalah masyarakat yang terpinggirkan dan terabaikan. Hingga akhirnya sebutan masyarakat pinggiran sumber masalah kerapkali di tujukan kepada mereka.

Menurut data Bank Dunia lebih dari 110 juta jiwa penduduk Indonesia tergolong miskin karena masih hidup dengan penghasilan di bawah 2 dolar per hari.[11] Sebenarnya orang-orang yang hidup miskin ini juga adalah manusia yang sama dengan kita. Mereka juga ingin menikmati hidup yang pantas. Mereka juga ingin anak-anak mereka sekolah dan tidak berkeliaran di jalan sebagai pengemis, pengamen, dan pemulung. Pada kenyataannya mereka juga tidak ingin menjadi penjambret dan pencopet di terminal. Mereka juga ingin hidup pantas di tengah-tengah masyarakat. Pendek kata, hati nurani mereka terus menjerit mendambakan hidup yang lebih layak.

Tahukah saudara, bahwa dari sekian banyak orang yang di gambarkan di atas adalah orang-orang Kristen. Mereka adalah warga gereja yang sehari-hari kita panggil dengan kata saudara seiman. Adalah satu hal yang memprihatinkan ketika kita menutup mata dan berpura-pura tidak tahu serta membiarkan saudara-saudara kita terpuruk dan kehilangan arah/tujuan hidup mereka sementara kita sebenarnya dapat berbuat banyak untuk menolong mereka. Bukankah firman Allah berpesan: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Ulangan 1:18, Matius 5:43; 19:19;22:39, Markus 12:31, Lukas 10:27, Roma 13:9, Galatia 5:14, Yakobus 2:8). Kalau kita pelajari dengan lebih teliti lagi, pesan kasih yang disampaikan dalam ayat ini bersifat unifersal. Artinya kasih akan sesama manusia tanpa membedakan iman kepercayaan, ras, golongan, suku, dan bangsa. Pendek kata kasih ini meliputi segenap umat manusia.

Akhirnya, setelah melalui pergumulan dan doa hampir 3 tahun, pada hari Jumat, 31 January 2005, lahirlah Yayasan Hati Nurani. Sebuah lembaga berbadan hukum yang akan berfungsi sebagai salah satu lembaga pelaksana pangilan pelayanan kaum marginal yang terpinggirkan di samping lembaga-lembaga lainnya. Tentunya adalah satu hal yang mustahil apabila lembaga ini berjalan sendiri tanpa dukungan dan kontribusi  dari orang-orang percaya lainnya. Oleh sebab itulah, lembaga ini membuka tangan selebar-lebarnya untuk partisipasi dan kerjasama dengan semua lembaga gereja dan yayasan serta perorangan tanpa batasan.

Salah satu sudut Jakarta yang terseok kepayahan mengikuti arus perkembangan semangat metropolitan adalah Warakas. Dari tampilan umum kita bisa terkecoh dengan rumah-rumah yang tertata rapi dan jalan raya yang beraspal beton di wilayah ini. Namun jika kita sedikit masuk ke dalam lorong-lorongnya, kita akan segera dapat merasakan aroma kemiskinan berbalut kekerasan. Mulai dari janda-janda yang lesu, anak-anak yang tidak bersekolah, para pemuda yang akrab dengan dunia kriminal, suami-suami yang menelantarkan keluarga, sampai kepada pemulung dan pengemis yang tinggal di rumah kardus kolong jembatan layang, membuat makin suramnya potret kehidupan kaum marginal di kota metropolitan Jakarta.

Melihat keadaan pahit ini sudahlah seharusnya mampu menyentuh orang-orang yang masih memiliki hati nurani untuk berbuat sesuatu. Bukankah Kitab Suci sudah mengatakan bahwa kita dapat menolong mereka? Menyadari kemelut inilah, Yayasan Hati Nurani hadir dalam mengambil bagian untuk memberikan sumbangsih karya pelayanan yang nyata.

 MAKNA LOGO YAYASAN


BURUNG MERPATI Lambang Kesetiaan dan Cinta Kasih
Artinya Yayasan Hati Nurani adalah lembaga yang menjunjung tinggi KESETIAAN kepada Tuhan dan CINTA KASIH kepada sesama manusi
DAUN di Paruh Burung Merpati Lambang HARAPAN
Artinya Yayasan Hati Nurani percaya bahwa di tengah-tengah kesukaran, penderitaan, kemiskinan, dan keputusasaan sekalipun, harapan untuk hari depan yang labih baik selalu ada.
LINGKARAN ELLIPS Lambang Dunia 
Artinya Yayasan Hati Nurani adalah lembaga yang siap di utus untuk melayani dan berkarya di tengah-tengah dunia.

 VISI YAYASAN[12]

“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22: 39)
MISI YAYASAN
1.      Jangkau (Reaching)
Menjangkau jiwa-jiwa yang terabaikan dengan kasih akan sesama dengan dasar kasih Tuhan Yesus Kristus.
2.      Pulihkan (Recovering)
Memulihkan jiwa-jiwa yang telah terjangkau dengan pelayanan holistik (utuh, menyeluruh) baik jasmani dan rohani.
3.      Lengkapi (Equiping)
Memperlengkapi jiwa-jiwa yang telah dipulihkan dengan pengajaran moral dan mental spiritual Kristiani serta pendidikan formal.
4.      Utus (Sending)
Mengutus jiwa-jiwa yang sudah diperlengkapi untuk menjangkau jiwa-jiwa yang belum terjangkau.


TIGA PILAR PELAYANAN YAYASAN

Yayasan Hati Nurani hadir dan mengejawantahkan Visi dan Misi dengan berkarya di atas  tiga pilar pelayanan. Ketiga pilar ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Ketiganya merupakan satu paket pelayanan yang saling berkaitan erat sehingga  ketiganya harus berjalan secara bersama-sama.

1.      Pilar Ministry

Adalah divisi yang mengurus semua hal yang berhubungan dengan pelayanan pembinaan mental spiritual Kristiani. Faktor mental spiritual merupakan satu bagian yang sangat penting dari keberadaan seorang manusia sehingga yayasan berketetapan menyelenggarakan pelayanan rohani dengan sungguh-sunguh. Yayasan telah menetapkan pelayanan Kristiani yang benar sesuai dengan Alkitab sebagai dasar dan pijakan pembinaan kerohanian.

Salah satu dari tiga fungsi utama tubuh Kristus adalah DIAKONIA. Arti yang sesungguhnya dari diakonia adalah melayani sesama. Fokus diakonia adalah membantu mereka yang hidup menderita secara sosial-ekonomi. Pelayanan ini juga lebih difokuskan kepada para janda, yatim piatu, dan kaum marginal pada umumnya.

Kalau kita melihat dalam sejarah gereja mula-mula, sempat terjadi persungutan di antara jemaat karena pelayanan terhadap orang miskin dan para janda dari kalangan Yahudi yang berbahasa Yunani terabaikan. Rasul Petrus sebagai penatua jemaat akhirnya memutuskan untuk memilih tujuh orang dari antara jemaat Tuhan yang akan mengurus pelayanan diakonia ini. (Bacalah Kisah para Rasul pasal 6). Gereja mula-mula telah memutuskan untuk mengurus pelayanan diakonia dengan sangat baik setelah melalui sebuah kealfaan.

Dewasa ini gereja TUHAN sepertinya mengulang lagi kealfaan sama yang pernah dilakukan oleh gereja mula-mula. Gereja sibuk mengurus program pelayanan yang  sama sekali tidak menyentuh apa yang dinamakan melayani orang miskin. Kita harus mengakui bahwa gereja terlihat seolah-olah enggan dan merasa sangat berat hati untuk menyinggung pelayanan para janda, yatim piatu,  dan orang miskin pada umumnya. Pendek kata pelayanan Diakonia bukanlah pelayanan yang menarik bagi gereja. Padahal Tuhan Yesus sudah mengatakan: “Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya,…” (Markus 14:7)

Sebagai bagian dari tubuh Kristus yang tentunya tak terpisahkan bahkan oleh maut sekalipun, seharusnya kita dapat menolong mereka yang papa, miskin, melarat, dan tak berdaya oleh tekanan ekonomi. Mereka ada disekitar kita. Mereka memerlukan kepedulian kita. Alkitab sekali lagi menekankan bahwa dengan melayani sesama, sesungguhnya kita tengah melayani Tuhan: “Dan Raja itu akan menjawab mereka,: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang  kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”  (Matius 25:40)

Menyadari hal itulah, Yayasan Hati Nurani telah menyalurkan secara berkala persembahan Diakonia kepada sesama sejak berdirinya awal tahun 2005 melalui hamba-hamba Tuhan di chapter-chapter yang ada. Pelayanan Diakonia Yayasan Hati Nurani yang telah menjadi ciri khas pelayanan dalam Hati Nurani Ministries telah menjangkau para janda-janda, para pemulung, para anak-anak jalanan, dan kaum marginal pada umumnya tanpa memandang asal denominasi geraja. Pelayanan Diakonia dilakukan antara lain pembagian SEMBAKO, pakaian bekas layak pakai, uang tunai, pengobatan, buku-buku bacaan rohani, dan lain-lain. Pelayanan ini juga nantinya akan berkembang sampai kepada pemberian bea siswa kepada anak-anak yatim piatu yang kurang mampu sampai kepada pelayanan kematian berupa pengadaan peti mati, rumah duka, dan biaya penguburan.

Namun oleh karena keterbatasan dana, pengurus Yayasan Hati Nurani mengundang saudara-saudari dalam Kristus untuk ambil bagian dalam pelayanan yang mulia ini. Saudara mungkin tidak sempat pergi bersaksi ke “ujung-ujung dunia” menjangkau jiwa-jiwa yang terabaikan di pemukiman-pemukiman kumuh, tapi anda dapat menghadirkan diri anda dalam dukungan dana. Salurkanlah persembahan diakonia anda melalui Yayasan Hati Nurani.

2.      Pilar Sosial

Yang menjadi kerinduan yang paling mendalam bagi Yayasan Hati Nurani adalah mendirikan panti-panti penampungan untuk anak-anak terlantar, rehabilitasi untuk korban obat-obatan terlarang dan pekerja seks komersil, panti jompo yang selam ini telah termarjinalkan sedemikian rupa. Tentu kami telah melakukan dengan kemampuan yang ada untuk membina mereka dalam komunitas Hatinurani Mininistries. Namun, penanganan lanjutan untuk dapat lebih maksimal adalah dengan menampung mereka dalam sebuah wadah. Pilar sosial inilajh yang nantinya akan membina kaum marginal ini agar kembali menjadi manusia yang seutuhnya. Lewat pembinaan dalam panti asuhan ini, diharapkan kelak jika mereka harus kembali ke tengah-tengah masyarakat, mereka tidak lagi menjadi bebab sosial yang memusingkan. Mereka akan dapat berkarya untuk diri mereka dan tentu juga untuk komunitasnya.

Alkitab mengisahkan bagaimana kasih Yesus Kristus terhadap anak-anak begitu sangat besar. “Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: ‘biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah’.” Markus 10:13-14

Perlakuan tidak bersahabat dari pribadi yang sesungguhnya adalah murid-murid Tuhan terhadap anak-anak yang kita baca dalam Kitab Markus di atas bukanlah hal yang asing di zaman modern ini. Bahkan kita dengan mudah dapat menemukan perlakuan yang paling tidak bermoral terhadap anak-anak di sekitar kita. Anak-anak dibawah umur dipekerjakan sebagai pengemis oleh oknum-oknum tertentu. Anak-anak ini bahkan banyak menjadi korban pelecehan sexual dan  masih banyak lagi tindak kekerasan lain yang dialami oleh anak-anak.

Baru-baru ini kita mendengarkan berita yang dilansir oleh banyak media elektronika. Dalam liputan menggegerkan itu dikatakan sebuah rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur, telah melaporkan kasus orang tua yang tidak bertanggungjawab dengan meninggalkan anak yang baru lahir di rumah sakit kepada polisi. Terlepas dari masalah apa yang membelit orang tua ketiga anak tadi sampai tega meninggalkan anak-anak di rumah sakit tanpa status, tindakan mereka tetap salah dan melukai hati nurani anak tersebut.

Masalah yang paling sering kita dengar sebagai ujung simpul permasalahan kekerasan terhadap anak adalah masalah ekonomi. Di tengah-tengah badai ekonomi yang belum juga berlalu dari republik ini, membuat himpitan ekonomi menjadi salah satu faktor utama pemicu tindak kekerasan terhadap anak. Karena masalah ekonomi, akhirnya anak-anak di bawah umur terpaksa bekerja sebagai pengamen, pedagang asongan, pengemis, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang sungguh tidak pantas. Karena faktor ekonomi juga anak-anak yang tak berdosa ini terjerumus kejalanan dan meninggalkan bangku sekolah.

Hal tersebut di atas hanyalah segelintir kisah duka yang menimpa anak-anak yang justru begitu di sambut dan dikasihi oleh TUHAN Yesus Kristus. Melihat keadaan tersebut, dan dengan dorongan hati nurani yang murni, Yayasan Hati Nurani menggagas untuk mendirikan Panti Asuhan. Panti Asuhan Hati Nurani ini memiliki program untuk menjangkau, memulihkan, memperlengkapi, dan akhirnya mengutus anak-anak terabaikan kembali ke tengah-tengah masyarakat. Tentu sebagai manusia yang utuh. Manusia kristiani yang akan memberikan kontribusi positif pada komunitasnya.

3.      Pilar Pendidikan

Tentunya tidak cukup dengan membina kerohanian dan menempatkan mereka di barak-barak panti. Mereka memerlukan pendidikan dan pelatihan sehingga kelak ketika mereka sudah siap, mereka dapat kembali dan berkarya di tengah-tengah masyarakat. Divisi pendidikan memiliki program untuk menyelenggarakan pendidikan Formal mulai dari Play Group (Kelompok Bermain), TK, SD, SLTP, SLTA, hingga perguruan Perguruan Tinggi yang keseluruhannya merupakan sekolah-sekolah yang berorientasi sosial. Divisi ini juga akan menyelenggarakan pendidikan theologia. Oleh karena keperluan inilah, Divisi Pendidikan merencanakan untuk membangun pusat pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk melatih orang untuk siap terjun ke dalam lapangan pekerjaan.

“Oleh karena pilar ini memerlukan dukungan infrastruktur yang sangat besar dari hulu sampai hilir, maka sampai hari ini kami masih terkonsentrasi untuk pembebasan lahan seluar 10.000 meter persegi di Jonggol Jawa Barat. Kami masih dalam tahap perencanaan dan pengembangan, sehingga kelak tanah ini dapat menjadi sarana pusat pelayanan dan kegiatan yayasan.  Tentu dengan doa dan dukungan dari semua pihak, kelak sekolah-sekolah Hati Nurani akan berdiri dalam menyanggah semua program pelayanan baik pilar Ministry dan pilar Sosial. Hanya dengan bila bersama-sama kita bergandengan tangan mengumpulkan semua daya dan dana, maka Yayasan Hati Nurani akan dapat mewujudkan visi dan misinya menjangkau sesama yang terabaikan.” Demikian ungkapan dari Ev. Dewan Sinaga selaku ketua yayasan.


LAHIRNYA GEREJA BETHANY INDONESIA PULOMAS

Hati Nurani Ministries terus mengalami dinamika yang pada titik tertentu mengalami berbagai kendala. Pertambahan dan pertumbuhan jemaat dalam Hati Nurani Ministries memaksa para pengurus untuk memikirkan barbagai cara untuk menyekesaikannya. Pelayanan rohani kristiani di bawah wadah Yayasan Hati Nurani yang lebih di kenal dengan nama Hati Nurani Ministries bersifat lintas denominasi. Sifat oikumenis sehingga tidak menyoal liturgi dan dogma denominasi menjadikan Hati Nurani ministries dapat dan akan terus membangun kemitraan dengan semua denominasi. Seluruh denominasi dalam arti gereja yang berlandaskan ajaran Alkitab yang seutuhnya.

HN Ministries menyelenggarakan Ibadah Raya Pembinaan Iman Kristiani hari minggu di beberapa tempat antara lain:

 1.  Hatinurani Ministries Chapter Induk Semper. Tempat: Gedung Gereja Oikumene Komplek Pertamina Tugu Jalan Mutiara V Blok T/8 Semper Jakarta Utara. Ibadah Raya Setipa Hari Minggu, pukul 17.00 WIB. Gembala Chapter: Ev. Ronald Kaunang
22. Hatinurani Ministries Chapter Warakas. Tempat: Gedung Gereja GKBI  Jemaat Hosana. Jalan Warakas V Gang IX No. 117 Tangjung Priok Jakarta Utara. Ibadah Raya Setiap Hari Selasa, pukul 13.00 WIB. Gembala Chapter: Ev. Timotius Tunarto, BA
33. Hatinurani Ministries Chapter Banaran Sawor. Tempat: Desa Banaran Sawor Kecamatan Jumantono Kabupaten Karang Anyar SOLO Jawa Tengah. Ibadah Raya Setiap Hari Minggu, Pukul: 10.00 WITA. Gembala Chapter: Ev. Tri Bowo Raharjo, S.Th. MA.CE
44. Hatinurani Ministries Chapter  Jonggol. Tempat: Jl. Raya Jonggol Gang Jambu RT.01/02 No.125 JONGGOL Bogor Jawa Barat. Ibadah Raya Setiap Hari Rabu, Pukul 17.00 WIB. Gembala Chapter: Ev. Ishal Ipay Suwardi S.Th

Pelayanan dalam HN Ministries dilaksanakan dalam bentuk ibadah raya, doa dan puasa, ibadah pujian dan penyembahan, cell groups, KKR, seminar, kelas pendalaman kitab suci, dan masih banyak lagi yang lainnya. Keseluruhannya dilaksanakan untuk memulihkan dan memperlengkapi jemaatNya. Pelayanan dalam memperlengkapi kebutuhan jemaat secara lebih khusus antara lain konseling keluarga, konseling seputar pemuda dan permasalahannya, konseling anak, kunjungan/bezuk, pelayanan doa, dan lain sebagainya, juga dilaksanakan.

Pertumbuhan jemaat yang signifikan akhirnya membenturkan beberapa hal para pengurus Hati Nurani Ministries pada dilema pelayanan yang menyangkut sakramen dan hal-hal yang lain yang hanya dapat diselenggarakan oleh gereja. Misalnya pernikahan, baptisan, perjamuan suci dan lain-lain. Setelah melalui pergumulan dan pembicaraa yang sangat panjang, akhirnya pengurus Yayasan Hati Nurani memutuskia untuk bergabung dengan sebuah denominasi gereja.

Dalam ibadah retreat paskah pada tanggal 22 – 24 April 2011 yang dihadiri hampir semua pengurus yayasan dan pelayan-pelayan Hati Nurani Ministries, diputuskan untuk bergabung dengan sinode Gereja Bethany Indonesia yang berpusat di Surabaya pada tanggal 23 April 2011. Pada malam retreat itu, secara bersama-sama, pengurus yayasan sepakat dan membubuhkan tanda tangan di atas surat pernyataan penggabungan diri dengan Gereja Bethany Indonesia. Tanggal itulah yang merupakan tanggal lahirnya Gereja Bethany Indonesia Pulomas yang lebih suka disebutkan dengan nama singkat Bethany Pulomas.

Berikut ini adalah Iklan Perdana Bethany Pulomas yang dirilis di group Bethany Pulomas dalam jejaring sosial Facebook: “

“Dunia dan segala persoalannya, terasa menekan dan menghimpit. Anak-anak Tuhan pun mengalami berbagai persoalan yang berat. Mulai dari persoalan ekonomi, yang bermuara pada kemiskinan. Kutuk yang bermuara pada sakit dan penyakit yang tak kunjung sembuh. Persoalan rumah tangga sehingga kini kita tidak lagi heran mendengar orang Kristen bercerai. Ada demikian banyak lagi persoalan hidup yang kalau kita daftar tak cukup waktu. Inti dari semuanya adalah kita sedang ada dalam zaman yang penuh persoalan. Kita hidup dalam dunia yang berputar pada poros persoalan. Namun, selalu ada jalan keluar. KABAR BAIK adalah bahwa Tuhan sayang akan umatNya. Ia bahkan hendak memberikan hidup dan hidup itu dalam SEGALA KELIMPAHAN (Yohanes 10:10b). Tuhan Yesus menantikan saudara datang kepadaNya untuk memulihkan hidupmu. Datang dan rasakan jamahan kuasaNya lewat KEBAKTIAN KEBANGUNAN ROHANI “Chasing God’s Presence” (mengejar hadiratNya) bersama Gereja Bethany Indonesia SEMPER. Bertempat di Jl. Mutiara III Blok T Komplek Perumahan Pertamina Tugu Simpang Lima SEMPER (Belakang Ramayana SEMPER). Pada hari MINGGU, 31 Juli 2011, Pukul 18.00 WIB (Jam 6 petang). HambaNya, Pdt. Ir. Andreas Kurniawan, MA akan memberitakan firman Tuhan yang penuh KUASA untuk memulihkan umatNya. Mari hadir lebih awal dan ajaklah kerabat, kenalan, keluarga, yang memerlukan jamahan kuasaNya, dan nikmati betapa DAHSYAT kuasa dan kasihNya bagi kita. Salam dan doa, Pdt. Joshua MS (Gembala Jemaat).”[13]

Ibadah KKR ini termasuk sukses. Dihadiri hampir 100 orang yang merupakan anggota dan pengurus yayasanm jemaat-jemaat yang dibina dalam Hati Nurani Ministries, dan para simpatisan. Dalam suasana yang penuh sukacita, KKR perdana ini menjadi seperti api yang membakar semangat para pengurus gereja muda ini untuk mengembangkan pelayanan guna meneruskan apa yang telah dimulai sejak berdirinya Hati Nurani Ministries.

Persoalan yang mengemuka setelah memutuskan untuk bergabung dengan Gereja Bethany Indonesia adalah gedung ibadah. Tuhan sungguh sangat baik dan mendengarkan doa seluruh pelayan dan jemaat yang baru berdiri ini. Seorang pengusaha yang sangat mengasihi Tuhan dan sangat perduli pekerjaan Tuhan memberikan secara gratis sebuah ruangan di lantai 4 Ruko Pertokoan Pulomas blok XI no. 2 Jl. Perintis Kemerdekaan Jakarta Timur. Kebaktian perdana di gedung baru ini dilaksanakan pada hari Minggu, 4 September 2011 dengan dihadiri 30an lebih orang dewasa. Firman Tuhan disampaikan oleh hamba Tuhan, Ev. Hendry Wong, MM.

Bethany Pulomas tercatat sebagai cabang baru Gereja Bethany Indonesia yang berada divawah pembinaan Gereja Bethany Indonesia STC Senayan Jakarta.  Bethany STC Senayan merupakan salah satu jemaat yang sudah mandiri dan berada dalam pengembalaan Pdt. Ir. Andreas Kurniawan, MA.

Pada tanggal 6 sampai 8 April 2012, Bethany Pulomas mengadakan Retreat Paskah perdana yang dihadiri keluarga gembala sidang, para pegerja dan jemaat bethany Pulomas, dan pengurus Yayasan Hati Nurani. Peserta hampir mencapai 50 orang. Dalam acara retreat ini dibicarakan secara khusus hubungan Gereja Bethany Pulomas dengan Yayasan Hati Nurani. Diputuskan bahwa Yayasan tetap berdiri sendiri dan menjadi mitra sejajar dari Bethany Pulomas. Kemitraan itu akan terus diupayakan dalam mendukung Bethany Pulomas dalam melaksanakan fungsi pelayanannya.

Pada tanggal 8 April 2012, dalam ibadah Minggu Paskah gembala sidang, Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th, mengumumkan susunan penatalayan Bethany Pulomas dan sekaligus mentahbiskan kepengurusan tersebut. Struktur penatalayan Bethany Pulomas sebagai berikut:


Struktur Penatalanyanan Bethany Pulomas 2012[14]

1. Gembala Jemaat: Pdt. Joshua M. Sinaga, S.Th, M.Th ©
2. Wakil Gembala: Pdm. Antonius Saragih, S.Th
3. Koordinator Ibadah Raya: Bonifansius Sinaga, S.Th
4. Koordinator Pelayanan Jemaat: Pdm. Antonius Saragih, S.Th
5. Koordinator Doa: Imelda Hanna Widjaja, SE
6. Koordinator Misi/Penginjilan: Amos Prapaskah Tambunan, S.Th
7. Koordinator SOM: Pdm. Antonius Saragih, S.Th
8. Koordinator Remaja dan Pemuda: Dewan Sinaga
9. Koordinator Multimedia: Dewan Sinaga
10. Koordinator Family Altar: Imelda Hanna Widjaja, SE
11. Koordinator WL dan Singers: Remancen Sinaga
12. Koordinator Imam Musik: HANDY
13. Koordinator Perlengkapan/Akomodasi: Ridwan Simatupang
14. Koordinator Keuangan/Bendahara: Restu Muliana Simatupang, S.Pd


GEREJA BETHANY PULOMAS MASA DEPAN

Mengacu kepada visi dan Gereja Bethany Indonesia seperti termaktub dalam tatadasar gereja yaitu: “Visi Gereja Bethany adalah : Mendirikan Jemaat-jemaat di semua tempat dan disepanjang waktu, sebagai wadah kehidupan murid-murid Kristus yang bertumbuh menjadi dewasa, menghasilkan buah-buah Roh dan hidup dalam persekutuan kasih persaudaraan yang kudus dan berkemenangan, Successful Bethany Families.”[15] Maka tentulah Bethany Pulomas harus mengambil bagian dalam mewujudkan visi tersebut.

Pengejawantahan visi besar Gereja Bethany Indonesia tersebut diwujudkan Behany Pulomas dalam Misi 5-5. Apakah itu misi 5-5? Berikut adalah penjelasannya.


MISI 5-5

Misi 5-5 disampaikan oleh gembala sidang Bethany Pulomasa elalui khotbah firman Tuhan pada saat Ibadah Tahun Baru, 1 January 2012.  MISI 2012 adalah  Misi 5-5 (5 gereja dan 5000 jiwa).

Setelah 4 September 2011 kita ada di blok 11/2 pertokoan Pulomas, Roh Kudus menaruh pesan khusus di hati gembala. “Jangan takut dan percayalah.” Memang sangat sulit untuk bisa memahami keadaaan yang sangat sulit setelah keadaan yang sangat menyesakkan di awal tahun 2011. Namun Tuhan punya rencana yang sangat indah dan tepat pada waktunya. Setelah Januari 2011, Tuhan menginjinkan gembala sidang “dihancurkan” oleh orang-orang yang justru ada dalam lingkaran kepemimpinannya, maka setelah April 2011 selesai ibadah Retreat Paskah, Tuhan menuntun untuk tidak takut keluar dari organisasi dan bergabung dengan Succesful Bethany Families. Setelah pergumulan yang sangat berat itu, Tuhan membukakan jalan sehingga kita mendapatkan ijin memakai ruangan ruko di blok 11/2 pertokoan pulomas lantai 4 melalui hambanya, Bapak Hendry Wong. Berturut-turut kita mendapatkan pengakuan dari korda Jabodetabek Gereja Bethany Indonesia dan kini proses penggabungan jemaat Bethany Pulomas di Sinode sedang berlangsung. Kita percaya bahwa semua akan diberikan kemudahan oleh karena ini adalah pekerjaan Tuhan.”[16]

Dalam perenungan yang panjang, gembala sidang Bethany Pulomas mendapatkan pewahyuan khusus tentang misi 5-5. Visi ini adalah tuntunan Roh Kudus untuk membangun 5 gereja lokal dan menjangkau 5 ribu jemaat. Tuhan memberikan pesan khusus setelah melalui pergumulan yang mendalam. Allah menyertai hambanya dengan cara secara terus mengirimkan semua perbekalan untuk mewujudkan misi ini. Beberapa diantara yang terpenting adalah bahwa Tuhan  mengirimkan para pekerja yang setia dan taat.

Dalam mewujudkan misi 5-5 ini, Bethany Pulomas telah mendapatkan konfirmasi firman Tuhan melalui Bapak Bethany, Pdt Abraham Alex Tanuseputera.[17] Wahyu 1:8, “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." Allah kita adalah Allah yang mengatasi segala hal sehingga Dia adalah Allah yang tidak terbatas. Jadi, kita juga jangan membatasi dia. Baik dalam hal waktu atau pun angka. God is unlimited. Kata-kata ii dicata dalam bulletin Bethany Pulomas edisi 1 Januari 2012: “Kalau Tuhan menuntun Bethany Pulomas dalam 5 tahun pertama pelayanan mendirikan 5 gereja lokal dan menjangkau 5000 jiwa dewasa, maka tidak boleh meragukannya. Kita harus percaya dan mulai berjalan atau bertindak dalam mewujudkannya. Bagaimanakah caranya? Yaitu dengan chasing and still in God presence (mengejar dan tinggal dihadirat Tuhan). Tuhan akan membukakan jalan melalui Pengurapan Kemudahan (The Anounting of ease) sehingga Bethany Pulomas akan memuliakan nama Tuhan. Tetaplah tinggal dihadiratNya dan mari kita lihat bagaimana Tuhan mewujudkan misi 5-5.”[18]


MISI YANG TELAH DITETAPKAN

Mendirikan 5 gereja lokal dengan kapasitas 1000 jiwa tentu adalah sauatu hal yang tidak dapat dikatakan mudah. Memerlukan kesungguhan dan kebulatan hati seorang hamba untuk dapat mengerjakannya. Beberapa meragukannya dengan alasan gereja bethany sudah cukup besar. Mengapa harus mendirikan lagi jemaat baru. Ini adalah suatu tantangan yang harus dijelaskan dengan baik dan benar agar tidak menjadi batu sandungan bagi gereja bethany yang sudah ada dan gereja Tuhan secara umum.

Bagaimanapun juga, Bethany Pulomas masih berumur belum sampai setahun dan memerlukan waktu untuk menjadi batu uji keberadaannya. Namun, bila kehendak Tuhan untuk membangun 5 gereja lokal dan menjangkau 5000 jiwa, maka misi ini sesuai dengan visi Gereja Bethany Indonesia untuk mendirikan gereja disemua tempat disepanjang waktu. Landasan untuk membangun 5 gereja tersebut telah didirikan sejak lima tahun yang lalu saat Hati Nurani Ministries melaksanakannya di empat wilayah yang berbeda. Penulis sejarah gereja yang terkenal telah menyimpulkan demikian: “Bagaimanakah nasip gereja pada masa yang akan datang? Mungkin kita mendapat kesan bahwa gereja telah hampir menggenapi pemanggilannya, sebab sekarang ini Injil sudah dimasyurkan dan dipercayai sampai keujung-ujung bumi. Dengan demikian barangkali kita sangka, bahwa kesudahan zaman dan kedatangan Kristus kembali telah dekat, menurut sabda Tuhan sendiri (Mat 24:14). Akan tetapi pada hakekatnya, hal itu tidak kita ketahui. Yang kita tahu ialah bahwa pekerjaan Pekabaran Injil sedunia sebenarnya baru mulai.”[19]

Hal ini bermakna bahwa sejatinya Bethany Pulomas, sebagai gereja yang masih sangat muda, telah melibatkan diri secara aktif dalam Pekabaran Injil sedunia. Memang masih dalam konteks Indonesia pada 5 tahuh pertamanya. Namun, sesuai dengan tuntunan Tuhan melalui hamba-hambaNya yang setia, bethany Pulomas akan terus berkarya dalam melebarkan Kerajaan Allah dengan terus merintis dan membangun jemaat-jemaat lokal. Dimulai dengan jemaat lokal pertama di Pulomas yang akan terus bertambah hingga tak terhigga.


PENUTUP

1.  Sejarah Gereja Bethany Indonesia terbangun dari perintisan seorang hamba Tuhan yang setia. Dimulai didalam sebuah garasi dengan peserta ibadah 7 sampai 10 orang, pada tahun 1977 di Mojokerto, kini setelah melayani 35 tahun, Gereja Bethany Indonesia yang digembalakan beliau telah berkembang dengan jumlah 70 ribu jemaat dengan gedung gereja kapasitas 35 ribu kursi untuk sekali ibadah. Visi yang dibangun diatas dasar firman Tuhan digenapinya saat Bethany Nginden Surabaya dinobatkan menjadi salah satu gereja terbesar di dunia.

2.  Bethany Pulomas adalah gereja lokal yang digembalakan oleh Pdt. Joshua Mangiring Sinaga. Dimulai dalam bentuk pelayanan ministry yang berada dibawah nauangan Yayasan Hati Nurani sejak Januari 2005. Sejak, 24 April 2011, sejak ditandatanganinya surat penggabungan Hati Nurani Ministries kedalam wadah sinode Gereja Bethany Indonesia, menjadi titik awal kelahiran Bethany Pulomas. Atas penyertaan dan berkat Tuhan, Bethany Pulomas di usianya yang masih setahun, telah memulai pelayanan dengan jumah jemaat hampir 50 jiwa.  Dan akan terus mengembangkan pelayanannya untuk mengejawantahkan Visi Besar Gereja Bethany Indonesia, mendirikan gereja di semua tempat sepanjang waktu. Pengejawantahan itu melalui misi 5-5, yaitu membangun 5 jemaat lokal dengan menjangkau 5000 jiwa.

3.  Perjalanan sejarah Gereja Bethany Pulomas yang demikian berliku menunjuk pada campur tangan Tuhan dan kedaulatanNya atas gerejaNya. Saat Dia mendirikan gerejanya maka tidak ada yang berkuasa untuk mencabutnya. Ia yang akan meberikan pertumbuhan dan oerkembangan menurut kasih karuniaNya.[20]


Hanya dengan mengobarkan Pemberitaan Injil, kita akan selalu terus menerus menyaksikan mukjizat Tuhan terjadi. Maka dari itu, jangan berhenti memberitakan Injil. Hanya dengan mendirikan jemaat lokal, hamba-hamba Allah akan terus menyaksikan kedaulatan dan kebesaranNya atas sejarah, olehnya itu jangan berhenti membangun gereja lokal.

Daftar Pustaka

Ruck, Anne,  Sejarah Gereja Asia, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2011
Berkhof, H dan Enklaar, IH,  Sejarah Gereja, Gunung Mulia, Jakarta, 2011
Tanuseputera, Abraham Alex, Iman, Harap, dan Kasih, Armagedon, Jakarta, 2000

Sumber-Sumber On-Line
www.artikata.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah
http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Bethany_Indonesia

Sumber-Sumber Lain

Harian Kompas, 24 Januari 2005, hal 13.
Tata Dasar Gereja Bethany Indonesia
Bulletin Bethany Pulomas Edisi: 001, tanggal: 01-01-2012


[1] www.artikata.com
[2] H. Berkhof dan I H Enklaar, Sejarah Gereja, Gunung Mulia, Jakarta, 2011, hal: vii
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah
[4] ibid
[5] Di sampaikan sebagai materi atau bahan ajar dalam mata kuliah Sejarah Gereja dan Misi Dunia dalam kelas pascasarjana STT Jaffray Jakarta, 17 April – 2 Mei 2012.
[6] http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Bethany_Indonesia
[7] Abraham Alex Tanuseputera, Iman, Harap, dan Kasih, Armagedon, Jakarta, 2000, hal. 7
[8] Ibid, hal. 10
[9] Kronologis ini dihimpun penulis dari berbagai sumber. Beberapa diantaranya merupakan pengamatan dan
  observasi langsung penulis sebagai salah seorang pendeta gereja Bethany.
[11] Harian Kompas, 24 Januari 2005, hal 13.
[12] http://www.hatinurani.org
[13] Iklan KKR perdana Bethany Pulomas ini juga dibuat dalam bentuk brosur dan multimedia. Yang paling gencar melalui group jejaring sosial facebook, Bethany Pulomas yang beranggotakan hampir 2000 pengguna aktip.
[14] Struktur Penatalayan Bethany Pulomas ini ditetapkan untuk jenjang waktu 2 tahun. Ada beberapa pertimbangan untuk membuat susunan kepengurusan lebih simple karena mengingat pelayanan yang masih dapat dikerjakan dengan posisi seperti itu. Diharapkan, jika oertumbuhan jemaat telah pada tahapan selanjutnya, struktur ini akan digemukkan sesuai dengan kebutuhan.
[15] Tata Dasar Gereja Bethany Indonesia, Pasal 5 ayat 1.
[16] Kutipan Khotbah Tahun Baru 2012 Bethany Pulomas, Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th
[17] Pdt. Abraham Alex Tanuseputera, Ketua Umum MPS Gereja Bethany Indonesia menyampaikan khotbah yang konfirmasi dengan misi 5-5 Bethany Pulomas pada malam ibadah Natal Bersama Gereja bethany Indonesia Sejabodetabek, 22 Desember 2011, di Graha Bethany KTC Lantai 4 Kelapa Gading Jakarta Utara.
[18] Bulletin Bethany Pulomas, Edisi: 001, 01-01-2012
[19]Of-cit,  H. Berkhof dan IH Enklaar, Hal. 370
[20] Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2011, Hal. 3

1 komentar:

  1. syalom.. selamat siang
    saya mau tanya apakah di STTS diterima mahasiswa

    BalasHapus