Sekretariat STTS

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI SUNEIDESIS

Sekretariat:

Komplek Pertokoan Pulomas Blok XI/2 Jl. Perintis Kemerdekaan Jakarta Timur

e-mail: conscience.foundation@hotmail.com Telepon: 021-93555867, 082122715676

Rabu, 11 September 2013

FAKTOR-FAKTOR KEPEMIMPINAN



FAKTOR-FAKTOR KEPEMIMPINAN
Sumber: Equip, Book 1 



Pemimpin-pemimpin Kristen sering dengan mudah untuk merohanikan peran yang mereka mainkan. Kadangkala mereka mengabaikan panggilan-panggilan yang sangat sukar untuk dilakukan dan bersembunyi dibalik alasan-alasan seperti: “nanti Tuhan yang akan menyelesaikannya!”. Namun, ada keputusan kepemimpinan dan tindakan yang Tuhan tidak pernah ingin kita lepaskan. Kegagalan kita untuk bertindak dan alasan-alasan kita diakhiri dengan menyabotase kepemimpinan kita.

Ada dua maca masalah dalam gereja:

1.      Ada masalah kerohanian
2.      Ada masalah kepemimpinan

Kita tidak akan pernah menyelesaikan masalah kerohanian dengan jawaban kepemimpinan, dan kita tidak akan pernah menyelesaikan masalah kepemimpinan dengan jawaban kerohanian. Dalam pelayanan, ada faktor Tuhan dan ada faktor kepemimpinan.

Faktor Tuhan dan Faktor Kepemimpinan (Bilangan 12:13)

Musa bersalah karena kehilangan kepemimpinannya dalam Bilangan 13. Ia mengutus 12 pengintai menyebrangi Sungai Yordan untuk menyelidiki tanah Kanaan. Sayang, rencananya gagal. Apakah mungkin karena Musa menganggap Tuhan akan mengurus semunya untuknya, termasuk iman para pengintai, dan tidak pernah mempersiapkan mereka untuk perjalanan ini? Sudah jelas, ia tidak mempu untuk mengajak orang-orang untuk maju. Hasilnya, sepuluh dari duabelas kembali dengan laporan yang buruk. Palinbg tidak untuk sementara waktu operasi ini gugur.

Saya percaya cerita ini adalah studi kasus yang gamblang tentang apa yang sering terjadi dalam pelayanan kita. Kita keliru antara faktor Tuhan dan faktor kepemimpinan. Garis-garis menjadi kabur antara peran kita dan peran Allah. Tuhan dipersalahkan atas kegagalan, dan manusia salah mengambil keuntungan atas keberhasilan, karena kita tidak mengerti prinsip-prinsip ini.

Buah yang paling baik yang dihasilkan untuk Kerajaan Allah adalah hasil dari kerjasama:

1.      Tanpa Tuhan, saya tidak dapat melakukannya, Faktor Tuhan
2.      Tanpa saya, Ia tidak akan melakukannya, Faktor Kepemimpinan

Faktor Tuhan (Bilangan 12-13, yang berikut ini termasuk faktor Tuhan dalam kehidupan Musa)

1.      Tuhan membuktikan otoritas (12:7-8)
2.      Tuhan membela Musa melawan sungut-sungut (12:8-9)
3.      Tuhan melaksanakan keadilan terhadap mereka yang menentang Musa (12:14-15)
4.      Tuhan memberikan petunjuk yang jelas untuk Musa dan orang-orang untuk mengambil tanah itu (13:1-2)

Sudah jelas, Tuhan memang memainkan peran yang penting dan para pemimpin seharusnya tidak pernah menukar peran dengan Dia. Kita tidak dipanggil  untuk memaksa otoritas kita, hal itu diberikan Tuhan secara ilahi. Kita tidak dipanggil untuk membela diri atau melawan mereka yang menentang kita, Tuhan yang mengurus hal itu. Tuhan memainkan peran dalam persamaan dan kita mendapatkan peran. Pada titik ini, Musa perlu mengenal faktor kepemimpinan dan bagaimana pentingnya menghasilkan buah dan pengaturan waktu untuk misinya.

FAKTOR KEPEMIMPINAN (Bilangan 13-14; yang ini termasuk faktor kepemimpinan dalam kehidupan Musa)

1.      Tuhan tidak pernah menjamin para pengintai akan melihat tanah itu dari sudut pandangNya, itu tergantung pada pemimpinnya (13:28-29)
2.      Tuhan tidak pernah menjamin para pengintai tetap sehati dalam laporan mereka, itu tergantung pada pemimpinnya (13:30-31)
3.      Tuhan tidak pernah menjamin para pengintai siap perang untuk tanah itu, itu tergantung pada pemimpinnya (13:31)
4.      Tuhan tidak pernah menjamin para pengintai  akan menyimpan pesan yang benar, itu tergantung pada pemimpinnya (13:32)
5.      Tuhan tidak pernah menjamin para pengintai tetap bersikap positif tentang diri mereka sendiri, itu tergantung pada pemimpinnya (13:33)
6.      Tuhan tidak pernah menjamin para pengintai tidak akan membujuk orang-orang untuk berhenti, itu tergantung pada pemimpinnya (14:1-4)
7.      Tuhan tidak pernah menjamin para pengintai akan ingat kuasa Tuhan, itu tergantung pada pemimpinnya (14:11)

Musa mengira didalam hatinya bahwa:

1.      Para pengintai mengerti mengapa mereka mengintai tanah itu
2.      Para pengintai secara otomatis tetap bersikap baik
3.      Para pengintai mau kerjasama satu dengan yang lain dan membagi laporan yang menyatu
4.      Para pengintai bertindak dalam iman, karena Tuhan mengatakan bahwa mereka akan mendapatkan tanah itu
5.      Para pengintai sudah mempersiapkan diri untuk berperang demi mendapatkan tanah itu
6.      Para pengintai akan mau mempengaruhi orang-orang untuk taat kepada Tuhan
7.      Para pengintai tidak akan menyerah dalam pengejaran mereka untuk mendapatkan tanah itu
8.      Para pengintai memiliki gambaran diri yang positif
9.      Para pengintai melihat gambar yang besar karena mukjizat yang dilakukan Allah sebelumnya
10.  Para pengintai mengerti masalahnya bukan apakah kita akan ambil tanah itu, tetapi bagaimana kita akan mengambil tanah itu!

Mengapa? Musa lupa faktor kepemimpinan dan memanfaatkan faktor Tuhan. Seringkali Tuhan dipersalahkan untuk hal-hal dalam pelayanan kita yang bukan merupakan tanggungjawabNya. Kitalah yang bertanggungjawab. Dwight D. Eisenhower mengatakan: “Keinginan utama dalam hidup kita adalah seseorang yang akan membuat kita melakukan apa yang dapat kita lakukan.”

BEBERAPA hal untuk diingat:

1.      Ketika Tuhan memberikan kita janji-janji, tidak berarti kita tidak mengaktifkan karunia-karunia kita. Ini berarti, Ia sedang meneguhkan kepemimpinan dan panggilan kita.
2.      Ketika Tuhan memberikan kehadiranNya, sasaranNya bukanlah pemeliharaan dan pertahanan hidup kita. Ia memberikannya, mengharapkan kita pindah ke luar memenuhi tugas yang besar.
3.      Ketika Tuhan memberikan kuasaNya, tidak berarti kita duduk-duduk saja menunggu Dia menyelesaikan tujuanNya. Ini berarti Ia memberi kita kuasa untuk bertindak sebagai tubuh Kristus.
4.      Ketika Tuhan memberikan kita karunia-karunia, tidak berarti mempertontonkannya untuk menarik perhatian pada pelayanan kita. Ini berarti Ia hendak menegaskan pesan yang kita ucapkan.
5.      Ketika Tuhan memberikan kita petunjuk, tidak berarti kita harus menganggap semua dapat berhasil secara otomatis. Ini berarti kita harus maju dengan keyakinan

Ingatlah ayat ini: “Karen kita adalah kawan sekerja Allah....” (1 Korintus 3:9)

Contoh dari kebingungan Musa pada faktor Kepemimpinan:

1.      Musa gagal mengenal faktor kepemimpinan dalam Keluaran 18. Ia mengira Tuhan akan membereskan masalah kebutuhan dalam kepemimpinan dan tidak memiliki rencana dalam masalah yang dihadapinya. Sebab itu, Tuhan mengutus Jitro kepadanya untuk menolongnya berperan lebih efektif sebagai seorang pemimpin.
2.      Musa memanfaatkan Faktor Tuhan dalam Bilangan 20 ketika ia memukul batu dua kali, dari pada mempercayai Tuhan untuk mencukupi kebutuhan bangsanya. Disebabkan oleh peran bingungnya, Tuhan menghukumnya dan menolaknya masuk Tanah Perjanjian.

Bila Tuhan tidak menghendaki faktor Kepemimpinan, maka:

1.      Yesus tidak perlu minta murid-muridNya untuk mencari anak kecil yang mempunyai 5 roti dan 2 ikan. Yesus tidak menunggu anak kecil ini maju kedepan dengan jatah makan siangnya, Yesus hanya akan berdoa da menciptakan makanan dari udara yang kosong.
2.      Tuhan tidak akan membebani Nehemia soal tembok Yerusalem yang rusak
3.      Tuhan tidak akan memerlukan Yunus untuk pergi dan menginjili orang-orang Niniwe
4.      Tuhan tidak akan memerlukan Yusuf untuk memimpin Mesir melewati masa 7 tahun kelaparan
5.      Yesus tidak akan mengutus murid-muridNya keluar berdua-dua untuk menyampaikan Injil
6.      Tuhan tidak akan memerlukan Daud untuk mengumpulkan batu untuk mengalahkan Goliat.

Tetapi bukan itu maksudNya. MaksudNya dalam sejarah manusia adalah untuk kerjasama dengan kita. Ia membangkitkan hamba-hamba dan menjadikan mereka pemimpin-pemimpin. Orang-orang mau berjalan bersamaNya danmelakukan apa yang Ia perintahkan. Orang-orang yang tidak takut menerima faktor Kepemimpinan, dan setiap saat mempercayaiNya menanggung faktot Tuhan. Inilah sebabnya Ia berfirman: “Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya. Maka Aku mencurahkan geram-Ku atas mereka dan membinasakan mereka dengan api kemurkaan-Ku; kelakuan mereka Kutimpakan atas kepala mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH." (Yehezkiel 22:30-31)

Langkah-langkah apa yang seharusnya dapat diambil oleh MUSA?

1.      Mengadakan pertemuan sebelum pengutusan
2.      Memastikan para pengintai dan orang-orang mengetahui tujuan dari misi itu
3.      Minta agar para pengintai melapor kepada Musa terlebih dahulu sebelum mengatakannya kepada orang-orang
4.      Siapkan satu laporan untuk diumumkan
5.      Pergunakan buah-buah yag mereka bawa pulang sebagai pendorong dan visi untuk mendapatkan tanah itu
6.      Bedakan antara faktor Tuhan dan faktor kepemimpinan dalam keberhasilan mereka
7.      Ingatkan orang-orang bukti kuasa Tuhan di masa lalu

“Yang memimpin seorang pria atau wanita dalam kepemimpinan adalah keyakinan, yang memberi kesanggupan orang-orang untuk melupakan kesukaran dalam perjalanan dan gelapnya malam.” (Jerome Waterman)

Yang terjadi, anak-anak Israel:

1.      Mereka Lupakan masa lalu
2.      Mereka Puas dengan masa sekarang
3.      Mereka Takut masa depan

Pelajaran yang kita terima dari kisah ini:

1.      Ada faktor Tuhan dan faktor kepemimpinan yang dihendaki untuk menyelesaikan kehendak Tuhan.
2.      Kedua faktor ini harus bekerjasama untuk kemuliaan Tuhan
3.      Belajar untuk membedakan faktor Tuhan dan faktor kepemimpinan:
-          Mempersiapkan pemimpin (Faktor Tuhan)
-          Mempersiapkan orang-orang (Faktor Kepemimpinan)
-          Memberikan Visi (Faktor Tuhan)
-          Menyampaikan Visi (Faktor Kepemimpinan)
-          Kemampuan (Faktor Tuhan)
-          Ketaatan (Faktor Kepemimpinan)
-          Merupakan sumber dari hal-hal yang baik (Faktor Tuhan)
-          Mengenal Tuhan sebagai sumber (Faktor Kepemimpinan)
-          Melakukan apa yang tidak dapat saya lakukan (Faktor Tuhan)
-          Melakukan apa yang dapat saya lakukan (Faktor Kepemimpinan)
4.      Ambil satu inisiatif dalam melakukan pelayanan, jangan pasif
5.      Lakukan pelayanan sebaik mungkin
6.      Jangan merohanikan kegagalan.
7.      Belajar “menari” (kerjasama) dengan Tuhan

PENERAPAN:

1.      Dibagian apa pelayanan anda, dimana anda pernah melepaskan kepemimpinan anda, dan mengharapkan Tuhan akan membereskan semuanya?
2.      Dibagian apa dalam pelayanan anda, dimana anda mengendalaikan yang seharusnya anda lepaskan dan percaya Tuhan untuk kendalikan?
3.      Perubahan apa yang anda harus buat dalam cara anda memimpin?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar