SEPULUH
PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN YESUS KRISTUS
(DR. John C. Maxwell)
Yesus adalah pemimpin utama. Selama hidupNya di bumi, Ia menjadikan 3
tahun pelayananNya menjadi gerakan seluruh dunia mengubah sejarah. Hari ini,
lebih banyak orang yang mengikutiNya dari pemimpin lain du muka bumi. Sebagai
pemimpin teladan, Yesus mempraktekkan prinsip yang paling penting tentang
kepemimpinan dan Ia menyediakannya sebagai contoh bagi kita untuk ditiru.
Sebagai pemimpin-pemimpin, kita harus melakukan perjalanan yang membentuk kita
menjadi seperti Kristus bahkan pada tingkat yang lebih.
1.
Kepemimpinan adalah
penghambaan (Markus 8:35, Matius 20:25)
“Barang siapa terbesar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.”
(Matius 23:11).
Pada perjamuan akhir, Yesus membentuk penghambaan dengan mencuci kaki
murid-murid termasuk Yudas Iskariot, seorang yang mengkhianatiNya. Yesus
menunjukkan kepada kita bahwa penghambaan dimulai dengan seorang pemimpin yang
kokoh (Yohanes 13:3). Yesus mengetahui posisiNya dan dengann rela tidak
memamerkannya. Ia mengetahui masa depanNya dan rela menyerah untuk hal itu.ia
tidak mempunyai satupun untuk dibuktikan, tetapi tidak ada satu pun yang
dirugikan, dan tidak ada satupun yang disembunyikan.
-
Yang kokoh melakukannya dengan sukarela seperti ketika Yesus
membasuh kaki murid-muridNya. Yang tidak kokoh melakukannya untuk jabatan.
-
Yang kokoh memikirkan tentang orang-orang. Yang tidak kokoh
memikirkan tentang posisinya.
-
Yang kokoh ingin menambahkan nilai pada orang lain. Yang
tidak kokoh inginmendapatkan keuntungan dari mereka.
2.
Biarkan tujuan menjadi
yang utama dalam hidupmu (Lukas 19:10, Matius 6:33)
“Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan
pekerjaan yang Engkau berikan kepadaku untuk melakukannya.” (Yohanes 17:4)
Dalam banyak hal, seluruh kehidupan dan pelayanan Yesus adalah tentang
menyusun hal yang utama dan hidup olehnya. Ketika Ia mengatakan: “Biarkan orang
mati menguburkan orang mati,” Yesus berbicara kepada mereka yang mempunyai
kebutuhan agar tidak teralihkan dari sasaran yang benar dan yang paling
penting, meskipun situasi-situasi yang darurat menuntut perhatian kita (Matius
8:22). Ketika temanNya, Lazarus, meninggal, Ia tetap memusatkan perhatian pada
apa yang sedang dilakukanNya, dan tidak pergi untuk menjengukNya selama dua
hari. Ia adalah seorang yang ada pada pelayanan (Lukas 9:51). Kepemimpinan
harus dijalankan, bukan dengan pikiran manusia tapi dengan maksud tujuan yang
diberikan Tuhan. Oleh karena Yesus mengembangkan hal-hal utama berdasarkan
tujuanNya:
-
Ia dengan sukses mengatasi hal-hal yang mengalihkan
perhatianNya
-
Ia dengan bijaksana menanggapi penolakan diriNya
-
Ia dengan rela menderita rasa sakit
-
Hal-hal utamaNya dipenuhi dengan keinginan yang besar
3.
Hiduplah dalam kehidupan
sebelum anda memimpin yang lain (Lukas 7:22, Yohanes 14:11)
“Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya
yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari
perbendaharaannya yang jahat.” (Matius 12:35)
Yesus mengajarkan kita untuk “menjadi” sebelum “melakukan”. Pada satu
titik, Yohanes Pembabtis mengirim satu pertanyaan pada Yesus: “Engkaukah yang
akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang yang lain?” Yesus bisa
saja menjawab dengan marah, tetapi sebaliknya, ia mengatakan: “Pergilah dan
katakan kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan dengar: orang bura melihat,
orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir…dan kepada orang miskin
diberitakan Kabar Baik.” (Lukas 7:22). Yesus
membiarkan tindakanNya berbicara untukNya. Ia mengetahui bahwa orang akan melakukan
apa yang dilihatnya, tidak selalu apa yang didengarnya.
-
Yesus tidak pernah mempertahankan pelayananNya, Ia hanya
meneruskan untuk menggenapi pelayananNya.
-
Yesus tidak pernah memohon agar setiap orang mempercayaiNya,
Ia mengetahui bahwa ketulusan tidak dapat dibuktikan, tetapi harus dilihat.
-
Yesus tidak menghabiskan waktu dengan mengkritik, Ia menjaga
perhatianNya pada sasaranNya dan tetap fokus.
-
Yesus tidak pernah mencoba untuk kelihatan baik, Ia memang
baik.
4.
Pengaruh yang kuat datang
dari hubungan bukan dari posisi (Yohanes 4:5-30; 8:1-11)
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus
saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah
murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13:34-35)
Yesus tahu pentingnya hubungan dengan sesama. Ia tidak menaruh sebuah
tahta ditengah-tengah setiap kota danmengatakan: “Inilah istanaku. Inilah
tempat satu-satunya kau dapat melihat Aku!” Ia pergi ke pasar-pasar. Ia pergi
ke perahu para nelayan. Ia pergi ke rumah-rumah ibadah. Ia pergi ke
rumah-rumah. Ia pergi kemana saja. Ia mengelilingi segala desa sambil
memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat (Lukas 9:6).
Yesus membentuk kepemimpinan yang berbeda dengan yang kita lihat di dunia:
-
Yesus berjalan perlahan-lahan melewati kerumunan orang banyak
-
Yesus tidak pernah mencari jabatan atau posisi dari orang, tetapi Ia mencari orang untuk memenuhi
kebutuhan
-
Yesus mendemonstrasikan bahwa keahlian orang-orang adalah
sumber yang paling penting bagi para pemimpin
-
Yesus tahu bahwa para pemimpin harus menjamah hati sebelum
meminta tangannya
5.
Pemimpin harus mengisi
diri mereka sendiri (Markus 3:7-10; Lukas 4:42-43)
“Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah
seketika.” (Markus 6:31)
Kehidupan menuntut. Orang menuntut. Tambah anda sukses, tambah anda
memimpin, dan tambah orang menuntut anda. Mengisi diri sendiri memerlukan
perhatianmu. Seringkali Tuhan Yesus meninggalkan kerumunan banyak orang dan
pergi ketempat yang sunyi. Ia mengetahui bahwa waktu menyendiri bersama BapaNya
di Surga memampukanNya untuk mengembalikan pandanganNya dan mengisiNya untuk
menghadapi apa yang akan datang. Jika Yesus perlu mengisi diriNya sendiri,
apalagi kita.
-
Hindari mengambil keputusan yang penting saat anda sedang
lapat, marah, kesepian, atau letih.
-
Carilah tempat yang anda senangi dimana anda dan Tuhan dapat
bertemu secara tetap
-
Seorang pemimpin yang sehat menggabungkan pikiran dan
ketaatan dalam jumlah yang sama.
6.
Pemimpin yang besar
dipanggil untuk suatu tanggungjawab yang besar (Yohanes 6:53, Matius 16:24)
“Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada
mereka: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya
karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.” (Markus 8:34-35)
Yesus mempunyai produk yang besar didunia ini: Keselamatan. Ia menawarkan
kepda manusia kesempatan untuk dapat mempunyai hubungan dengan Tuhan. Ia
berbicara soal sorga dan malaikat, sukacita dan damai sejahtera, dan tempat dalam
kemuliaan. Tapi, Ia tidak pernah melukis suatu gambaran yang menyimpang.
-
Ia mengingatkan murid-muridNya akan aniaya (Matius 10:17)
-
Ia memperingatkan mereka tentang penderitaan (Matius 24:9)
-
Ia berbicara tentang kesepian (Matius 8:20)
-
Yesus terus menerus mempersiapkan pengikut-pengikutNya menghadapi
saat-saat yang sulit. Berulang-ulang Ia mengingatkan pada mereka akan aniaya
yang akan datang. Beberapa dari kemarahanNya yang keras timbul ketika
murid-muridNya menolak untuk memperhatikan peringatanNya tentang hari-hari
sulit yang akan datang. Dan persiapanNya terbayar. Gereja mula-mula ternyata
menjadi tambah kuat dibawah tantangan aniaya.
7.
Pemimpin menunjukkan rasa
aman dan kekuatan ketika menangani masalah yang berat (Lukas 20:20-26, Matius
22:23-46)
“Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya
dan mengucapkan doa yang itu juga. Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya
dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat,
saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang
berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah
dekat." (Matius 26:44-46)
Yesus menangani masalah berat dengan cara:
-
Bangun pagi dan menerima pandangan
-
Tetap tenang selama masa sulit
-
Berbaikan dengan musuhNya dengan cepat
-
Menangani perbuatan salah dengan segera
-
Menyelesaikan apa yang sudah Ia mulai
8.
Pemimpin-pemimpin besar
memimpin pada tingkat yang lebih tinggi (Yohanes 16:33, Matius 16:24)
“Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa
pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan
pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.” (Matius
20:25)
Yesus memimpin pada tingkat yang lebih tinggi dari yang lain, dan
terpanggil untuk tanggung jawab yang lebih tinggi dari pengikut-pengikutNya.
Yesus mendemonstrasikan kepemimpinan yang tidak pernah puas dengan keadaan.
Pemimpin bukan hanya bertahan, dan tetapa pada apa yang sudah jadi. Yesus mengetahui bahwa kepercayaan datang
dari menyelesaikan masalah. KepemimpinanNya melebihi dugaan yang normal.
Meskipun Ia memulai hidupNya dengan kehinaan, Ia memimpin orang kepada
kehidupan yang tidak pernah mereka dapatkan sendiri.
-
Yesus hidup pada tingkat yang lebih tinggi
-
Yesus mengasihi pada tingkat yang lebih tinggi
-
Yesus memimpin pada tingkat yang lbeih tinggi
9.
Pemimpin memilih dan
mengembangkan orang-orang yang menjadi kunci (Lukas 10:1, Matius 10:1)
“Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya
memberitakan Injil.” (Markus 3:14)
Pemimpin-pemimpin yang efektif mengetahui bahwa keberhasilan mereka
dipengaruhi oleh mereka yang dekat dengannya. Mereka tidak meninggalkan masalah ini pada nasip. Mereka
memilih orang yang ada dalam tim, dengan teliti memperhatikan siapa yang akan
memegang peran yang menentukan dalam tim itu. Yesus tidak pernah memilih dengan
ambil suara; Ia langsung memilih sendiri dalam segala hal, dan bahkan tidak
tidur semalaman berdoa sebelum Ia memilih murid-muridNya. Ia menantang
orang-orang untuk mengambil langkah lebih dalam lagi pada tanggungjawab demi
kerajaan Sorga.
Prinsip-prinsip dari rencana Yesus dalam membangun sebuah tim:
-
Pilihan
-
Persekutuan
-
Pengudusan
-
Impartasi
-
Demonstrasi
-
Pengutusan
-
Pengawasan
-
Reproduksi
10. Pemimpin yang besar mengetahui bahwa tidak ada keberhasilan
tanpa seorang yang membuatnya berhasil (Matius 28:18-20; Yohanes 20:21-22)
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia
akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan
pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada
Bapa;” (Yohanes 14:12)
Hampir dari hari pertama, Yesus bersama-sama dengan para murid. Yesus
memberitahukan pengikutNya bahwa Ia akan bersama-sama mereka dalam waktu yang
singkat. Dari waktu ke waktu Dia mengenai terbatasnya masa yang digambarkan
Yesus, tapi Ia melanjutkan mengulang dengan mengatakan bahwa hal yang benar bila Ia pergi.
Mulai dari awal Ia mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan saat Ia pergi. Ia
membentuk mereka agar dapat bergantung pada Roh Kudus dan memberi pengaruh pada
orang lain.
metodeNya sederhana:
-
Tetap menasehati
-
Mengevaluasi secara teratur
-
Pengharapan yang tinggi
Gagasan Yesus dalam menasehati:
-
Instruksi dalam kehidupan berhubungan dengan Firman Tuhan
-
Demonstrasi dalam kehidupan berhubungan dengan Firman Allah
-
Keterbukaan dalam kehidupan dengan Firman Allah
-
Pertanggungjawaban dalam kehidupan berhubungan dengan Firman
Allah
Sumber: Materi Leadership Training Million Leaders
Mandate, EQUIP. Book 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar