Sekretariat STTS

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI SUNEIDESIS

Sekretariat:

Komplek Pertokoan Pulomas Blok XI/2 Jl. Perintis Kemerdekaan Jakarta Timur

e-mail: conscience.foundation@hotmail.com Telepon: 021-93555867, 082122715676

Sabtu, 07 September 2013

SEPULUH PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN YESUS KRISTUS



SEPULUH PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN YESUS KRISTUS
(DR. John C. Maxwell)




Yesus adalah pemimpin utama. Selama hidupNya di bumi, Ia menjadikan 3 tahun pelayananNya menjadi gerakan seluruh dunia mengubah sejarah. Hari ini, lebih banyak orang yang mengikutiNya dari pemimpin lain du muka bumi. Sebagai pemimpin teladan, Yesus mempraktekkan prinsip yang paling penting tentang kepemimpinan dan Ia menyediakannya sebagai contoh bagi kita untuk ditiru. Sebagai pemimpin-pemimpin, kita harus melakukan perjalanan yang membentuk kita menjadi seperti Kristus bahkan pada tingkat yang lebih.

1.      Kepemimpinan adalah penghambaan (Markus 8:35, Matius 20:25)
“Barang siapa terbesar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” (Matius 23:11).

Pada perjamuan akhir, Yesus membentuk penghambaan dengan mencuci kaki murid-murid termasuk Yudas Iskariot, seorang yang mengkhianatiNya. Yesus menunjukkan kepada kita bahwa penghambaan dimulai dengan seorang pemimpin yang kokoh (Yohanes 13:3). Yesus mengetahui posisiNya dan dengann rela tidak memamerkannya. Ia mengetahui masa depanNya dan rela menyerah untuk hal itu.ia tidak mempunyai satupun untuk dibuktikan, tetapi tidak ada satu pun yang dirugikan, dan tidak ada satupun yang disembunyikan.

-          Yang kokoh melakukannya dengan sukarela seperti ketika Yesus membasuh kaki murid-muridNya. Yang tidak kokoh melakukannya untuk jabatan.
-          Yang kokoh memikirkan tentang orang-orang. Yang tidak kokoh memikirkan tentang posisinya.
-          Yang kokoh ingin menambahkan nilai pada orang lain. Yang tidak kokoh inginmendapatkan keuntungan dari mereka.

2.      Biarkan tujuan menjadi yang utama dalam hidupmu (Lukas 19:10, Matius 6:33)
“Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaku untuk melakukannya.” (Yohanes 17:4)

Dalam banyak hal, seluruh kehidupan dan pelayanan Yesus adalah tentang menyusun hal yang utama dan hidup olehnya. Ketika Ia mengatakan: “Biarkan orang mati menguburkan orang mati,” Yesus berbicara kepada mereka yang mempunyai kebutuhan agar tidak teralihkan dari sasaran yang benar dan yang paling penting, meskipun situasi-situasi yang darurat menuntut perhatian kita (Matius 8:22). Ketika temanNya, Lazarus, meninggal, Ia tetap memusatkan perhatian pada apa yang sedang dilakukanNya, dan tidak pergi untuk menjengukNya selama dua hari. Ia adalah seorang yang ada pada pelayanan (Lukas 9:51). Kepemimpinan harus dijalankan, bukan dengan pikiran manusia tapi dengan maksud tujuan yang diberikan Tuhan. Oleh karena Yesus mengembangkan hal-hal utama berdasarkan tujuanNya:

-          Ia dengan sukses mengatasi hal-hal yang mengalihkan perhatianNya
-          Ia dengan bijaksana menanggapi penolakan diriNya
-          Ia dengan rela menderita rasa sakit
-          Hal-hal utamaNya dipenuhi dengan keinginan yang besar

3.      Hiduplah dalam kehidupan sebelum anda memimpin yang lain (Lukas 7:22, Yohanes 14:11)
“Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” (Matius 12:35)
Yesus mengajarkan kita untuk “menjadi” sebelum “melakukan”. Pada satu titik, Yohanes Pembabtis mengirim satu pertanyaan pada Yesus: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang yang lain?” Yesus bisa saja menjawab dengan marah, tetapi sebaliknya, ia mengatakan: “Pergilah dan katakan kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan dengar: orang bura melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir…dan kepada orang miskin diberitakan Kabar Baik.” (Lukas 7:22).  Yesus membiarkan tindakanNya berbicara untukNya. Ia mengetahui bahwa orang akan melakukan apa yang dilihatnya, tidak selalu apa yang didengarnya.
-          Yesus tidak pernah mempertahankan pelayananNya, Ia hanya meneruskan untuk menggenapi pelayananNya.
-          Yesus tidak pernah memohon agar setiap orang mempercayaiNya, Ia mengetahui bahwa ketulusan tidak dapat dibuktikan, tetapi harus dilihat.
-          Yesus tidak menghabiskan waktu dengan mengkritik, Ia menjaga perhatianNya pada sasaranNya dan tetap fokus.
-          Yesus tidak pernah mencoba untuk kelihatan baik, Ia memang baik.

4.      Pengaruh yang kuat datang dari hubungan bukan dari posisi (Yohanes 4:5-30; 8:1-11)
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13:34-35)

Yesus tahu pentingnya hubungan dengan sesama. Ia tidak menaruh sebuah tahta ditengah-tengah setiap kota danmengatakan: “Inilah istanaku. Inilah tempat satu-satunya kau dapat melihat Aku!” Ia pergi ke pasar-pasar. Ia pergi ke perahu para nelayan. Ia pergi ke rumah-rumah ibadah. Ia pergi ke rumah-rumah. Ia pergi kemana saja. Ia mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat (Lukas 9:6). Yesus membentuk kepemimpinan yang berbeda dengan yang kita lihat di dunia:

-          Yesus berjalan perlahan-lahan melewati kerumunan orang banyak
-          Yesus tidak pernah mencari jabatan atau posisi dari  orang, tetapi Ia mencari orang untuk memenuhi kebutuhan
-          Yesus mendemonstrasikan bahwa keahlian orang-orang adalah sumber yang paling penting bagi para pemimpin
-          Yesus tahu bahwa para pemimpin harus menjamah hati sebelum meminta tangannya

5.      Pemimpin harus mengisi diri mereka sendiri (Markus 3:7-10; Lukas 4:42-43)
“Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika.” (Markus 6:31)

Kehidupan menuntut. Orang menuntut. Tambah anda sukses, tambah anda memimpin, dan tambah orang menuntut anda. Mengisi diri sendiri memerlukan perhatianmu. Seringkali Tuhan Yesus meninggalkan kerumunan banyak orang dan pergi ketempat yang sunyi. Ia mengetahui bahwa waktu menyendiri bersama BapaNya di Surga memampukanNya untuk mengembalikan pandanganNya dan mengisiNya untuk menghadapi apa yang akan datang. Jika Yesus perlu mengisi diriNya sendiri, apalagi kita.

-          Hindari mengambil keputusan yang penting saat anda sedang lapat, marah, kesepian, atau letih.
-          Carilah tempat yang anda senangi dimana anda dan Tuhan dapat bertemu secara tetap
-          Seorang pemimpin yang sehat menggabungkan pikiran dan ketaatan dalam jumlah yang sama.

6.      Pemimpin yang besar dipanggil untuk suatu tanggungjawab yang besar (Yohanes 6:53, Matius 16:24)

“Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.” (Markus 8:34-35)

Yesus mempunyai produk yang besar didunia ini: Keselamatan. Ia menawarkan kepda manusia kesempatan untuk dapat mempunyai hubungan dengan Tuhan. Ia berbicara soal sorga dan malaikat, sukacita dan damai sejahtera, dan tempat dalam kemuliaan. Tapi, Ia tidak pernah melukis suatu gambaran yang menyimpang.

-          Ia mengingatkan murid-muridNya akan aniaya (Matius 10:17)
-          Ia memperingatkan mereka tentang penderitaan (Matius 24:9)
-          Ia berbicara tentang kesepian (Matius 8:20)
-           
Yesus terus menerus mempersiapkan pengikut-pengikutNya menghadapi saat-saat yang sulit. Berulang-ulang Ia mengingatkan pada mereka akan aniaya yang akan datang. Beberapa dari kemarahanNya yang keras timbul ketika murid-muridNya menolak untuk memperhatikan peringatanNya tentang hari-hari sulit yang akan datang. Dan persiapanNya terbayar. Gereja mula-mula ternyata menjadi tambah kuat dibawah tantangan aniaya.

7.      Pemimpin menunjukkan rasa aman dan kekuatan ketika menangani masalah yang berat (Lukas 20:20-26, Matius 22:23-46)
“Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat." (Matius 26:44-46)

Yesus menangani masalah berat dengan cara:
-          Bangun pagi dan menerima pandangan
-          Tetap tenang selama masa sulit
-          Berbaikan dengan musuhNya dengan cepat
-          Menangani perbuatan salah dengan segera
-          Menyelesaikan apa yang sudah Ia mulai

8.      Pemimpin-pemimpin besar memimpin pada tingkat yang lebih tinggi (Yohanes 16:33, Matius 16:24)

“Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.” (Matius 20:25)

Yesus memimpin pada tingkat yang lebih tinggi dari yang lain, dan terpanggil untuk tanggung jawab yang lebih tinggi dari pengikut-pengikutNya. Yesus mendemonstrasikan kepemimpinan yang tidak pernah puas dengan keadaan. Pemimpin bukan hanya bertahan, dan tetapa pada apa yang sudah jadi.  Yesus mengetahui bahwa kepercayaan datang dari menyelesaikan masalah. KepemimpinanNya melebihi dugaan yang normal. Meskipun Ia memulai hidupNya dengan kehinaan, Ia memimpin orang kepada kehidupan yang tidak pernah mereka dapatkan sendiri.

-          Yesus hidup pada tingkat yang lebih tinggi
-          Yesus mengasihi pada tingkat yang lebih tinggi
-          Yesus memimpin pada tingkat yang lbeih tinggi

9.      Pemimpin memilih dan mengembangkan orang-orang yang menjadi kunci (Lukas 10:1, Matius 10:1)
“Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil.” (Markus 3:14)

Pemimpin-pemimpin yang efektif mengetahui bahwa keberhasilan mereka dipengaruhi oleh mereka yang dekat dengannya. Mereka tidak meninggalkan masalah ini pada nasip. Mereka memilih orang yang ada dalam tim, dengan teliti memperhatikan siapa yang akan memegang peran yang menentukan dalam tim itu. Yesus tidak pernah memilih dengan ambil suara; Ia langsung memilih sendiri dalam segala hal, dan bahkan tidak tidur semalaman berdoa sebelum Ia memilih murid-muridNya. Ia menantang orang-orang untuk mengambil langkah lebih dalam lagi pada tanggungjawab demi kerajaan Sorga.

Prinsip-prinsip dari rencana Yesus dalam membangun sebuah tim:
-          Pilihan
-          Persekutuan
-          Pengudusan
-          Impartasi
-          Demonstrasi
-          Pengutusan
-          Pengawasan
-          Reproduksi

10.  Pemimpin yang besar mengetahui bahwa tidak ada keberhasilan tanpa seorang yang membuatnya berhasil (Matius 28:18-20; Yohanes 20:21-22)
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;” (Yohanes 14:12)

Hampir dari hari pertama, Yesus bersama-sama dengan para murid. Yesus memberitahukan pengikutNya bahwa Ia akan bersama-sama mereka dalam waktu yang singkat. Dari waktu ke waktu Dia mengenai terbatasnya masa yang digambarkan Yesus, tapi Ia melanjutkan mengulang dengan  mengatakan bahwa hal yang benar bila Ia pergi. Mulai dari awal Ia mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan saat Ia pergi. Ia membentuk mereka agar dapat bergantung pada Roh Kudus dan memberi pengaruh pada orang lain.
metodeNya sederhana:
-          Tetap menasehati
-          Mengevaluasi secara teratur
-          Pengharapan yang tinggi
Gagasan Yesus dalam menasehati:
-          Instruksi dalam kehidupan berhubungan dengan Firman Tuhan
-          Demonstrasi dalam kehidupan berhubungan dengan Firman Allah
-          Keterbukaan dalam kehidupan dengan Firman Allah
-          Pertanggungjawaban dalam kehidupan berhubungan dengan Firman Allah

Sumber: Materi Leadership Training Million Leaders Mandate, EQUIP. Book 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar