Sekretariat STTS

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI SUNEIDESIS

Sekretariat:

Komplek Pertokoan Pulomas Blok XI/2 Jl. Perintis Kemerdekaan Jakarta Timur

e-mail: conscience.foundation@hotmail.com Telepon: 021-93555867, 082122715676

Kamis, 05 September 2013

KEPEMIMPINAN KRISTEN



KEPEMIMPINAN KRISTEN (CRHRISTIAN LEADERSHIP)
Oleh: Pdt Joshua Mangiring Sinaga, S.Th., M.Th




Makna Filosofis Kepemimpinan


Kita mendapatkan beragam pengertian kepemimpinan. Beberapa tokoh-tokoh kepemimpinan menjelaskanya dengan sudut pandang dan penekanan yang berbeda, namun semuanya dapatlah dikatakan selalu memiliki esensi yang sama. Kita akan selalu bertemu dengan kata pemimpin, situasi kepemimpinan, serta orang yang dipimpin.

Kepemimpinan Kristen adalah suatu proses terencana yang dinamis dalam konteks pelayanan Kristen (yang menyangkut faktor waktu, tempat, dan situasi khusus) yang didalamnya oleh campur tangan Allah, Ia memanggil bagi diri-Nya seorang pemimpin (dengan kapasitas penuh) untuk memimpin umat-Nya (dalam pengelompokan diri sebagai suatu institusi/organisasi) guna mencapai tujuan-Nya (yang membawa keuntungan bagi pemimpin, bawahan, dan lingkungan hidup) bagi dan melalui umat-Nya untuk kejayaan kerajaan-Nya.[1]

Pada prinsipnya, sama dengan kepemimpinan secara umum, kepemimpinan Kristen adalah sebuah proses terencana yang dinamis. Namun ada pengkhususan dalam konteks kepemimpinan kristiani karena proses dan dinamikanya adalah merupakan rencana dan campur tangan Tuhan. Hal ini memberi arti bahwa Kepemimpinan Kristen adalah inisiatif dan campur tangan Allah dalam sejumlah proses dan dinamikanya. Ini seharusnya menjadi satu peringatan jelas bahwa kepemimpinan yang kristiani akan selalu diwarnai dengan pengakuan akan adanya rencana dan campur tangan Tuhan atasnya. Secara sederhana, kita dapat menjelaskan bahwa kepemimpinan Kristen merupakan suatu kepemimpinan yang merupakan inisiatif dan campur tangan Tuhan sehingga kepemimpinan ini akan selalu mengacu kepada prinsip-prinsip yang termuat dalam Alkitab.

Karena kepemimpinan kristiani adalah merupakan rencana dan didalamnya ternyata campur tangan Allah, maka sejatinya Tuhanlah yang berdaulat memilih pemimpin Kristen. Tuhanlah yang memilih bagi kemuliaan-Nya seorang pemimpin dan memperlengkapinya (melalui proses pembentukan kepemimpinan) dengan segenap kapasitas untuk memimpin. Kita mengerti bahwa tanpa campur tangan Allah, maka kepemimpinan yang terbentuk akan menjadi kepemimpinan sekuler yang “timpang” dan “berbahaya”. Timpang karena akan cenderung mengadobsi dalil-dalil kepemimpinan duniawi yang sudah pasti akan berdampak buruk bagi dan dalam dinamika serta situasi kepemimpinan yang ada.

Dalam Kepemimpinan Kristen, tujuan Allah adalah dasar utama yang menjelaskan untuk apa gereja (umat-Nya) ada yang di atasnya tujuan umat Allah di bangun. Penting untuk memahami bahwa secara filosofis, Allah yang memilih bagi-Nya seorang pemimpin, memiliki suatu tujuan yang pasti yaitu bagi kemuliaan nama-Nya dan kejayaan Kerajaan-Nya. Ketika sebuah kepemimpinan dibentuknya, indikasi yang kuat adalah bahwa nama-Nya dimuliakan dan Kerajaan-Nya ditegakkan.

J. Oswald mengatakan kepemimpinan adalah pengaruh. Tidak ada yang lebih, tidak ada yang kurang. Ini adalah tentang mempengaruhi seseorang untuk alasan yang bermanfaat. Ini tidak tergantung pada jabatan atau posisi. Ini adalah tergantung pada seseorang menangkap sebuah visi dari Tuhan, dan mempengaruhi orang lain untuk bergabung dengan mereka dalam penggenapannya. Ketika hal itu terjadi, kepemimpinan timbul dalam bentuk yang murni. Hal ini terjadi pada setiap organisasi pada titik yang satu atau yang lain. Khususnya bila tidak ada sistem atau rencana. Tidak ada harapan akan kemajuan. Seorang pemimpin harus menerima hak untuk memimpin dan yang lain memilih untuk mengikut.[2]

Sementara itu, Ken Blanchard mengatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi. Setiap kali Anda memengaruhi cara berpikir, perilaku, atau perkembangan orang menuju pencapaian suatu tujuan dalam kehidupan pribadi atau profesional mereka, Anda sedang menjalankan peran pemimpin. Kepemimpinan adalah suatu tindakan yang sama intimnya seperti kata-kata bimbingan dan dorongan kepada seseorang yang dicintai atau sama formalnya dengan instruksi yang melewati suatu garis komunikasi yang luas dalam suatu organisasi. Kepemimpinan bisa saja menumbuhkembangkan karakter dan rasa harga diri dalam diri anak-anak dan mendorong keakraban yang lebih besar dan pemenuhan dalam hubungan personal. Kepemimpinan itu juga menyangkut pendistribusian sumberdaya dalam suatu organisasi untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan dan tugas tertentu.[3]


 KEHAMBAAN dalam Kepemimpinan Kristen

Apa yang membuat seseorang di sebut sebagai pemimpin? Apakah prestasi, tingkat sosial, kekuasaan atau penampilan? Apakah secara otomatis seseorang dapat menjadi pemimpin ketika namanya tercantum di bagan organisasi?

Yesus menjawab semua pertanyaan ini dengan pernyataan yang luar biasa. Pandangan-Nya tentang kepemimpinan ternyata berbanding terbalik dengan pandangan yang lajim di pegang oleh orang.

Kamu tahu bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian diantara kamu. Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka diantara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk di layani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20: 25-28).

Kata memerintah dalam Bahasa Yunani berasal dari kata katakurieuosin (katakurieuosin) yang dianalisa (parsing) 3p, pl, pres, act, ind…. katakurieuw (katakurieuw).[4]

3p,       : orang ke-3 (mereka)
pl,        : plural (jamak) artinya orang lebih dari satu
pres,     : pekerjaan yang sedang dan terus menerus dilakukan
act,      : subjek melakukannya secara aktif
ind       : suatu jenis kata kerja yang menjelaskan suatu fakta kebenaran

Jadi, kata katakurieuosin (katakurieuosin) menjelaskan fakta bahwa orang-orang (para pemimpin dunia) menjalankan kepemimpinan dan terus melakukannya hingga kini secara aktif  dengan konsep memerintah.

Konsep memimpin dengan cara memerintah memang lajim dalam dunia sejak zaman purba. Memerintah dalam hal ini mengandung arti memberi komando. Terjemahan Alkitab Bahasa Indonesia terjemahan baru menambahkan kata tangan besi untuk menggambarkan pola kepemimpinan memerintah ini. Kata “tangan besi” merupakan kata yang menjelaskan kata di depannya, yaitu kata memerintah. Dalam bahasa Yunani kata ini tidak ditemukan jadi adalah suatu kata yang melekat dengan kata yang dijelaskannya. Terjemahan yang paling tepat untuk kata  katakurieuosin (katakurieuosin) adalah exercise dominion over (tindakan menguasai atau mengendalikan).

Memerintah disini mengandung konotasi yang kurang baik. Hal ini dijelaskan lebih mendalam dengan kalimat ke dua dalam ayat yang sama: “pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.”   Untuk menjelaskan kalimat ini, kita harus mengerti arti kata: katexousiazousin (katexousiazousin) yang berarti: exercise authority upon (penerapan otoritas).

Apabila kita analisa (parsing), maka kata katexousiazousin memiliki kesamaan analitis dengan kata katakurieuosin (katakurieuosin).[5] Jadi kata ini menjelaskan fakta bahwa orang-orang (para pemimpin dunia) menjalankan kepemimpinan dan terus melakukannya hingga kini secara aktif  dengan menerapkan prinsif otoritas. Kata memerintah dengan otoritas yang diindikasikan dengan tangan besi (bersifat memaksa dan otoriter), adalah gambaran yang umum dalam kepemimpinan sekuler. Pola ini ternyata telah dijalankan sejak zaman purba. Raja Firaun yang memperbudak orang Ibrani ratusan tahun adalah contoh paling tepat. Raja-raja dalam Perjanjian Lama yang memerintah Israel pun, beberapa mempraktekkannya. Tetapi contoh paling sesuai konteks adalah Pontius Pilatus. Gubernur Romawi yang menjalankan pemerintahan disalah satu koloninya dengan tangan besi ( bandingkan Kisah Para Rasul 4:27;  Lukas 3:1; 1 Timotius 6:13).

Pola kepemimpinan yang Yesus paparkan pada ayat tersebut di atas adalah dengan menawarkan dua kata yang arti dan maknanya sinonim. Pelayan dan hamba. Pelayan dari kata diakonos   (diakonos) dan hamba dari kata doulos (doulos).

Menurut The Analitical Greek Lexicon, kata diakonos (diakonos) berarti one who renders service to another. [6]  Prinsif inti dari kata diakonos adalah orang yang menyumbangkan (memberi) diri melayani yang lain. Memberi diri ini penting sekali dipahami sebagai sebuah tindakan sadar yang dilakukan dengan dorongan hati. Tindakan ini jauh dari keterpaksaan. Hal ini sesuai dengan pengertian dari Biblesoft's New Exhaustive Strong's Numbers and Concordance with Expanded Greek-Hebrew Dictionary: “a waiter (at table or in other menial duties)”.[7] Diakonos adalah seorang yang selalu siap sedia untuk melaksanakan tugas melayani seperti seorang waiter. Dia melakukannya dengan panggilan hati yang dengan sadar dan rela. Sekali lagi panggilan ini jauh dari keterpaksaan atau tekanan.

Kata doulos (doulos) adalah kata yang cukup sering kita dengar, namun demikian sering kita kurang memahami artinya secara mendalam. Gambaran arti kata ini dapat kita pahami sebagai berikut:[8]
  1. a slave, bondman, man of servile condition. a slave (kata benda): budak. (kata kerja):  seorang yang bekerja keras, membanting tulang (over untuk).(kata sifat): seorang pemburu-buru kerja. Bondman: penjamin. Seorang yang terjual sebagai agunan (jaminan). Man of Servile Condition: seorang yang kondisinya bersikap merendahkan diri.
  2. Metaphorically (metafora):
-          one who gives himself up wholly to another's will, (1 Korintus 7:23)
(seseorang yang memberi dirinya secara keseluruhan kepada keinginan orang lain)
-          devoted to another to the disregard of one's own interests. (Matius 20:27; Markus 10:44)
mempersembahkan kepada yang lain tanpa memperdulikan satupun
keinginannya

Jadi kalau kita tarik benang merah dari beberapa pengertian di atas, maka kata doulos (doulos) berarti seseorang yang telah terjual kepada seseorang. Ia memberikan dirinya secara keseluruhan kepada keinginan pemiliknya, sehingga ia tidak mempedulikan sama sekali kepentingan dirinya. Ia bekerja sangat keras (membanting tulang) demi kepentingan tuannya.

Menurut sabda yang disampaikan Yesus Kristus, jenis kepemimpinan yang sejati adalah pemimpin pelayan yang berhati hamba. Ia adalah seorang yang selalu siap sedia untuk melaksanakan tugas melayani seperti seorang waiter. Dia melakukannya dengan panggilan hati yang dengan sadar dan rela. Sekali lagi panggilan ini jauh dari keterpaksaan atau tekanan.

Hati seorang pemimpin adalah seorang yang memberikan dirinya secara keseluruhan kepada keinginan pemiliknya, yaitu Tuhan. Motif ini mendorong sehingga ia tidak mempedulikan sama sekali kepentingan dirinya. Ia bekerja sangat keras (membanting tulang) demi kepentingan tuannya. Yesus Kristus mengatakan, pemimpin dunia bukanlah teladan kepemimpinan Kristen, tetapi kepemimpinan Kristen harus mengakar pada dua kata yaitu seorang pelayan berhati hamba.

Yesus Kristus memiliki pandangan yang sangat jelas tentang apa yang Dia maksudkan dengan cara kita memimpin. Dia ingin kita menjadi pemimpin tidak seperti dunia memimpin. Dunia memimpin dengan melakukan apa saja untuk melanggengkan kekuasaannya, tidak peduli dengan cara apapun. Ayat di atas dengan jelas membedakan ciri-ciri kepemimpinan antara kepemimpinan dunia dengan kepemimpinan yang Yesus Kristus terapkan.


[1] Yakob Tomatala, Pengantar Kepemimpinan, YT Leadership Foundation, Jakarta, 2008, Hal. 3
[2] John C. Maxwell, Million Leaders Mandate, Book 1, EQUIP, halaman 2
[3] Ken Blanchard & Phil Hodges, Lead Like Jesus, Visimedia, Jakarta, 2006, Halaman:5
[4] Merrill C. Tenney, A Parsing Guide to the Greek New Testament, Herald Press, Ontario, 42
[5] Ibid
[6] The Analytical Greek Lexicon, Harper & Brothers Publisher, New York
[7] Biblesoft's New Exhaustive Strong's Numbers and Concordance with Expanded Greek-Hebrew Dictionary.
  Copyright (c) 1994, Biblesoft and International Bible Translators, Inc.
[8] Thayer's Greek Lexicon, Electronic Database. Copyright (c) 2000 by Biblesoft

Tidak ada komentar:

Posting Komentar