Sekretariat STTS

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI SUNEIDESIS

Sekretariat:

Komplek Pertokoan Pulomas Blok XI/2 Jl. Perintis Kemerdekaan Jakarta Timur

e-mail: conscience.foundation@hotmail.com Telepon: 021-93555867, 082122715676

Senin, 16 September 2013

PANGGILAN ALLAH UNTUK MEMIMPIN



PANGGILAN ALLAH UNTUK MEMIMPIN*
(Mengapa dan Bagaimana Allah Memanggil Kita untuk Memimpin)





Kejadian 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Orang-orang Kristen telah berdebat tentang subjek kepemimpinan untuk berabad-abad. Apakah hal ini alkitabiah untuk memimpin? Bukankah kita dipanggil untuk menjadi pengikut, bukan pemimpin? Bukankah kita dipanggil menjadi hamba, bukan penguasa? Dapatkah kita dengan jujur mempercayai bahwa kepemimpinan adalah gagasan alkitabiah.

Ketika kita mempelajari Alkitab secara teliti, kita melihat bahwa kepemimpinan memang benar-benar gagasan Allah. Tuhan bukan saja pemimpin inti, tapi Ia memanggil kita juga untuk memimpin.


A.      DILAHIRKAN UNTUK MEMIMPIN

Pertimbangkanlah hal ini. Gambaran pertama tentang manusia dalam Alkitab menyangkut kepemimpinan. Allah merencanakan kita untuk memimpin, untuk memiliki otoritas dan untuk berkuasa. Menurut Kejadian 1:26-31, anda dan saya dilahirkan untuk memimpin. Pelajarilah Kejadian 1:26:

1.      Diciptakan menurut rupa Allah berarti kita diciptakan untuk memimpin. Menurut ayat 26, kita diciptakan menurut rupa Allah. Apakah maksud hal ini? Bagian dari apa yang dimaksud dengan untuk menjadi seperti Allah adalah mengetahui kita dirancang untuk memimpin dan berkuasa.
2.      Allah memberikan kepada manusia otoritas atas seluruh bumi. Kita harus menjadi nyaman dalam dua posisi. Pertama, berada dibawah otoritas Allah; kedua, seluruh dunia ada dalam otoritas kita. Allah sudah memberi panggilan ini pada kita. Kita harus mengetahui apa artinya memimpin seperti Tuhan memimpin.
3.      Jika Tuhan memerintahkan kita untuk menguasai, kita harus mempunyai kesanggupan untuk hal itu. Allah tidak pernah memerintahkan kita untuk melakukan suatu hal tanpa memberikan kesanggupan kepda kita untuk melakukannya. Anda dan saya mempunyai kesanggupan untuk memimpin,karena Allah menciptakan dan memerintahkan kita untuk melakukannya. Berdasarkan karunia dan kepribadian, anda mempunyai kesanggupan untuk memimpin disuatu bagian.


B.       MENJADI GARAM DAN TERANG

Dalam Perjanjian Baru, Allah menegaskan panggilan ini, untuk mempengaruhi yang lain. Lihat dalam Matius 5:13-16:

 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Garam mempengaruhi makanan yang kita makan. Terang mempengaruhi rumah yang kita tempati. Yesus memanggil kita untuk mempengaruhi, dan bersinar kemanapun kita pergi. Rasul Paulus menerima panggilan ini secara serius ketika ia berkata: “Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang. Bagi Allah hati kami nyata dengan terang dan aku harap hati kami nyata juga demikian bagi pertimbangan kamu.” (2 Korintus 5:11)


C.      IJIN ILAHI UNTUK MEMIMPIN

Banyak orang diantara kita merasa seperti Musa, ketika berhadapan dengan Tuhan di semak yang terbakar (Keluaran 3-4). Ia merasa tidak cukup dan tidak siap untuk memimpin. Tapi itulah sebabnya Allah memanggilnya. Banyak pemimpin yang berpotensi dalam Alkitab, takut dan lari dari panggilan mereka. Allah harus memberikan ijin pada mereka untuk melakukannya.

Banyak diantara kita dapat membuat daftar mengapa kita tidak memimpin secara efektif, seperti dilakukan Musa. Ketika Allah memanggil, ia langsung mempunyai 5 alasan  mengapa ia tidak dapat memimpin. Perhatikan bagaimana Tuhan menganggapinya:

Alasan satu: Siapa aku? (Keluaran 3:1). Musa bergumul dengan masalah identitasnya. Ia bukan saja merasa tidak memenuhi syarat, ia berpikir Allah salah memilih pemimpin. Tanggapan Allah: ridak perduli engkau siapa, Aku sudah memanggil engkau. Aku menyertai engkau.

Alasan kedua: Siapa Engkau? (Keluaran 3:13). Musa bergumul dengan masalah keintiman. Ia tidak mengenal Allah dengan baik untuk menggabarkannya kepada orang-orang. Hubungannya dengan Allah sangat lemah. Tanggapan Allah: AKU ADALAH AKU

Alasan ketiga: Bagaimana bila mereka tidak mendengar? (Keluaran 4:1). Musa bergumul dengan dengan INTIMIDASI. Ia cemas terhadap reaksi orang. Tanggapan Allah: Aku adalah segala yang kau butuhkan. Bila Aku sudah selesai, mereka pasti mendegarkan. Percayalah pada-Ku.

Alasan keempat: Aku tidak pandai bicara (Keluaran 4:10). Musa bergumul dengan ketidakmampuan. Siapa yang mau mengikuti dia kalau dia tidak dapat bicara dengan baik? Tanggapan Allah: Tebak siapa yang membuat mulutmu? Aku adalah sumber karunia yang ada padamu.

Alasan kelima: saya tahu bahwa Engkau dapat menemukan orang lain (Keluaran 4:13). Musa bergumul dengan rasa rendah diri. Dia membandingkan dirinya dengan orang lain. Ada banyak orang yan glebih cakap, dan dia merasa minder. Tanggapan Allah: baiklah, Aku akan biarkan Harun melakukannya untukmu..... Tapi Aku tetap memanggil engkau!

Pertanyaannya: Apa alasan-alasan yang Anda miliki untuk tidak dapat memimpin dengan baik? Bagaimana perkiraanmu Allah akan menanggapinya? Berilah waktu untuk mendaftarkannya dan renungkanlah tanggapa Allah bagimu! Ini adalah tugas praktis dikelas dimana setiap mahasiswa akan maju didepan kelas membacakan daftar alasan yang menghambat dia menjalankan peran pemimpin. Sementara mahasiswa membacakannya didepan, para mahasiswa yang ada didalam kelas akan menjadi seperti wakil Allah untuk menaggapinya sesuai dengan tanggapan Allah kepada Musa. Hal ini akan sangat menolong agar para mahasiwa dapat lebih mengerti injil Allah baginya untuk memimpin.

DIAGRAM CELAH PEMIMPIN



D.      MASA HAKIM-HAKIM

Sebelum Israel menyetujui untuk membentuk suatu kerajaan dan Saul ditunjuk sebagai raja mereka, mereka mengalami suatu era yang disebtu sebagai masa hakim-hakim. Masa itu adalah masa yang singkat saat kepemimpinan yang murni dikehendaki. Setiap hakim yang muncul memimpin sebagai pelopor. sebuah ayat muncul sebagai akhir dari kitab Hakim-Hakim 21:25: “Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.”

Disini ada 7 (tujuh) alasan mengapa masa itu adalah masa yang singkat tapi intensif bagi para pemimpin:

1.      Kekacauan memerintah karena tidak ada yang menjadi teladan untuk otoritas atau bagaimana mempertanggungjawabkan keadaan.
2.      Musuh-musuh yang agresif mengelilingi mereka, karena orang-orang Israel yang pertama kali menempati Kanaan.
3.      Tidak ada dana pemerintah untuk pertahanan nasional atau untuk menjalankan keamanan publik
4.      Bangsa lain mempengaruhi Israel dengan berhala dan tahyul mereka
5.      Pahlawan-pahlawan seperti Musa dan Yosua sudah mati, dan tidak ada harapan akan perintah
6.      Semangat dan keyakinan sangat rendah, jadi pertumbuhan sangat sulit, tidak mudah.

Empat belas hakim memimpin Israel di masa itu. Setiap pemimpin memulai peran kepemimpinan mereka dari awal. Orang-orang ini yan gkita ketahui: Otniel, Ehud, Samgar, Deborah, Gideon, Tola, Yeir, Yefta, Ebzan, Elon, Abdon, Simson, dan Samuel.

Sudah tentu, kita tahu tentang hakim-hakim lebih dari pada yang lain. Namun dari ayat-ayat ini, kita dapat menyimpulkan bagaimana pemimpin memimpin secara efektif pada masa yang paling sulit bagi bangsa Israel. Pada waktu-waktu itu, para pemimpin harus kembali kepada dasarnya. Dasarnya jelas pada waktu itu dalam sejarah Israel. Para hakim mempunyai kepribadian yang sama yaitu sebagai berikut.

E.       DASAR DARI PEMIMPIN YANG EFEKTIF

1.        MEREKA PEKA TERHADAP SUATU KEBUTUHAN.

Berlawanan dengan apa yang banyak orang pikirkan tentang kepemimpinan di hari-hari ini, pada waktu itu kepemimpinan selalu dimulai dengan suatu kebutuhan. Dalam hakim-hakim, tidak dimulai ketika seseorang mau mengisi posisi yang kosong. Tidak ada posisi yang harus diisi. Tidak da protokol atau bangunan sama sekali. Jika hakim memimpin, itu karena melihat suatu kebutuhan dan mendorong orang lain untuk menolong dia menghadapinya. Semua hakim mendapat permulaan mereka ketika melihat masalah spesifik yang dapat menjadi pusat perhatian.

OTNIEL: Menemukan Israel dikepung orang Mesopotamia. Ia maju untuk memilih dan memimpin suatu tentara Ibrani. Ia menang dan menyebabkan damai 40 tahun

EHUD: memperhatikan bahwa orang-orang Moab menguasai rakyat Ibrani dan ia memutuskan sudah cukup. Ia memimpin Israel untuk memperoleh kemenangan ata Moab. Hal ini menyebabkan damai 80 tahun.

SAMGAR: maju, ketika orang-orang Filistin menekan Israel bertahun-tahun. Ia sendirian mengalahkan 600 tentara Filistin, ia mengilhami tentara Israel kepada kemenangan.

Bila kepemimpinan itu murni:

a.       Selalu dimulai dengan suatu kebutuhan
b.      Memerlukan percikan semangat didalam seseorang
c.       Orang itu bertinda dalam menanggapi kebutuhan
d.      Tindakan ini menggerakkan yang lain untuk berkerjasama


2.        MEREKA MEMILIKI KARUNIA

Dalam setiap kasus dalam kitab hakim-hakim, seorang pemimpin timbul karena ia mempunyai karunia yang jelas. Mereka mempunyai beberapa kemampuan yang benar-benar cocok untuk kebutuhan saat itu. Mereka tangkas dalam arena tersebut. Karunia mereka menyelesaikan masalah. Dalam setiap kasus, karunia itu dari Tuhan, tapi dalam bentuk berbeda. Karunia tersebut adalah:

a.       Karunia Rohani: Simson mempunyai karunia rohani yang berhubungan dengan sumpah kenaziran
b.      Bakat yang Alami: Deborah mempunyai bakat alami untuk strategi dan hikmat
c.       Keahlian yang diperoleh: Gideon dan Yefta mengembangkan keahlian mereka memimpin melewati waktu.

Tuhan menaruh sesuatu di dalam kita masing-masing yang harus disampaikan kepada orang-orang yang ada disekitar kita. Dengan kata lain, setiap orang mempunyai sesuatu yang kita semua perlukan. Apabila kita memerlukannya, dengan sendirinya kita mempengaruhi.

Bila kepemimpinan itu murni:

a.       Seseorang menemukan karunia di dalam mereka
b.      Mereka merawat dan mengembangkan karunia itu
c.       Mereka mencocokkan karunia itu dengan tempat pelayanan
d.      Karunia menyediakan tempat yagn luas untuk pengaruh
e.       Mereka berkembang dengan baik karena karunia mereka

Kita dengan sendirinya memimpin sesuai karunia kita. Sesuai karunia kita, kita sangat peka, produktif, nyaman, puas, alami, dan berpengaruh.


3.        MEREKA MEMPERAGAKAN KEINGINAN YANG BESAR

Bila kebutuhan itu dari luar dan karunia dari dalam mencocokkan, pemimpin seringkali menjadi terbakar oleh keinginan yang besar. Keninginan yang besar ini mendorong yang lain. Pemimpin tidak dapat berbuat lain kecuali membagikan dengan mereka yang mau bergabung. Dalam kitab hakim-hakim, beberapa pemimpin mengalami seperti ada zat kimia dari dalam yang memercikkan keinginan yang besar. Disini adalah isi dari keinginan itu.

Keinginan besar datang bila pemimpin mempunyai:

a.       Beban (minat dan keprihatinan)
b.      Keyakinan (Nilai, prinsip, dan kepercayaan)
c.       Karunia (Kesanggupan yang dari Tuhan)
d.      Kebutuhan (Keadaan yang mendesak)
e.       Kesempatan (Kesempatan untuk melihat)

Keinginan yang besar mengisi kekurangan sumber. Tidak diragukan, memiliki sumber adalah suatu yang menyenangkan, tapi banyak dari hakim-hakim itu saat memulaiu, tidak kaya akan uang, orang, dan bakat. Gideon takut. Simsom kekurangan kekuatan moral. Yefta seorang yang tidak sabar. Abimelek terlalu semangat sehingga harus ditegur. Sepertinya Ebzan, Elon, dan Abdon agak tua. Hal ini tidak menghentikan seseorang bila mereka mempunyai keinginan besar.


4.        MEREKA MENGAJAK ORANG-ORANG

Pemimpin yang benar pada akhirnya datang pada titik dimana mereka menarik dan memberi otoritas orang lain pada keinginan dan semangat mereka. Kasdangkala, mereka hanya mencari orang lainyang turut membagi keinginan yang sama. Satu hal yang pasti, pemimpin yang asli berhubungan dengan orang lain. Inilah yang memisahkan pengusaha dengan seorang pemimpin. Pemimpin tidak bertindak sendirian. Mereka punya pengikut. Mereka harus punya, sebab mereka mempunyai perkara yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Mereka perlu oran gklain untuk menariknya.

GIDEON: Gideon diberitahu untuk mengumpulkan tentara dan menyerang orang-orang Midian. Ia memilih terlalubanyak orang dan Tuhan harus mengecilkan ukurannya atau ia akan mengambil keuntungan dari kemenangan itu. Pemimpin ini mengajak terlalu banyak orang untuk menjadi pengikut. Seandainya saja kita mempunyai masalah yang sama.

DEBORAH: Meskipun ia seorang wanita, Israel dapat sepenuhnya diyakinkan oleh Deborah. Apapun yang ia tetapkan untuk dilakukan, rakyat mengikut. Barak bahkan bersikeras Deborah ikut dengannya ke medan perang. Barak mengerti siapa yang memberi pengaruh.

SAMUEL: Yang paling kuat dari semua hakim-hakim. Samuel adalash seorang pemimpin yang sangat berpengaruh seperti Musa dan Daud. Kepemimpinannya menjangkau dua generasi. Keduanya, yang tua dan yang muda mendengarkan dia. Bahkan raja-raja memandang dia. Ia mengurapi Saul dan Daud sebagai raja. Dia adalah pemimpin dari pemimpin-pemimpin.

Latihan-latihan yang sudah terbukti dapat menyelesaikan segalas sesuatu:

a.       Apa yang dibicarakan, diselesaikan
b.      Apa yang dilatih, diselesaikan
c.       Apa yang diukur, diselesaikan
d.      Apa yang dianggarkan, diselesaikan
e.       Apa  yang dihadapkan, diselesaikan
f.       Apa yang menerima upah, diselesaikan


5.        MEREKA MENGEJAR TUJUAN

Perhatian yang terakhir adalah bahwa setiap hakim dapat memimpin karena mereka mengikuti tujuan nyata yang diletakkan dihadapan mereka. Mereka bergerak kearah yang membawa mereka mencapai sasaran. Tidak ada satu hakimpun yang ingin tinggal tanpa kemajuan. Setiap mereka merasa ada tugas ilahi yang harus dipertunjukkan. Anda dapat mengatakannya sebagai tujuan hidup mereka, yang menjadi partner yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sangat sukar untuk memisahkan antara kepemimpinan dan tujuan. Sulit untuk membayangkan pemimpin tanpa perasaan yang jelas terhadap tujuan. Mungkin ini sebab mengapa banyak gereja gagal menghasilkan buah. Tidak ada kejelasan, penegasan, persetujuan pada misi.

Dalam kitab hakim-hakim, tujuan mereka adalah:

a.       Pribadi: Cocok dengan karunia dan keinginan
b.      Dapat diukur: Termasuk aktivitas yang dapat dievaluasi
c.       Dapat diingat: Cukup spesifik untuk diingat dan diterima
d.      Berarti: Dikelilingi oleh masalah nasional yang menjadikannya berbeda
e.       Dapat dipindahkan: Dapat dibawa dalam perjalanan kemana saja mereka berada
f.       Moral: Yang benar, mereka merasa bukan saja dapat dilakukan tapi harus dilakukan.

DEBORAH: satu-satunya yang menjadi tujuannya adalah memerdekakan Israel dari orang-orang Kanaan. Ia manaruh satu rencana. Ia menyediakan sumber-sumber. Ia menugaskan Barak Barak memipin tentara dan saat ia menolak untuk  memimpin penyerangan, Deborah pergi bersamanya.

*Materi Pelatihan Kepemimpinan Equip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar